(Vibiznews – Index) – Perdagangan saham bursa kawasan Asia Pasifik hari Jumat (26/04) alami kerugian yang cukup signifikan dengan hampir semua bursa utamanya anjlok parah sehingga masuk zona merah jelang penutupan perdagangan pekan ini.
Dari semua bursa terlihat bursa saham Australia pulih dan merangkak naik. Sentimen yang membuat investor banyak jual saham setelah perdagangan semalam di Wall Street Dow Jones Industrial Average turun lebih dari 100 poin.
Lihat: 2 Indeks Utama Bursa Amerika Diuntungkan Saham FB dan Microsoft
Di bursa saham Jepang, investor berhati-hati mencerna data ekonomi lokal yang mixed menjelang liburan Golden Week selama sepuluh hari mulai akhir pekan ini. Indeks Nikkei 225 sedang turun 0,69% oleh tekanan anjloknya saham indeks kelas berat Softbank Group dan Fanuc. Saham Nintendo anjlok sekitar 3% setelah perusahaan mengumumkan panduan ultra-konservatif untuk tahun fiskal berjalan.
Bursa saham China Daratan melemah sejak awal perdagangan, dengan kini indeks komposit Shanghai menurun 0,68%. Namun untuk indeks Hang Seng di bursa saham Hong Kong juga dalam penguatan 0,05% meskipun banyak saham unggulan yang merah seperti saham China Construction Bank turun 0,43 persen.
Indeks Kospi di bursa saham Korea Selatan anjlok 0,56%, menyambung jalur pelemahan perdagangan sebelumnya oleh buruknya PDB Q1-2019. Selain itu juga mendapat tekanan dari ambruknya saham pembuat chip SK Hynix hingga 1,3% setelah perdagangan sebelumnya cetak penguatan signfikan.
Untuk perdagangan saham kawasan Pasifik yang sebelumnya tutup karena libur nasional, dibuka lemah baik bursa Australia dan juga New Zealand. Indeks ASX200 melemah 0,03 persen setelah sempat rebound, demikian juga indeks NZX50 turun 0,38 persen.
Untuk perdagangan bursa saham Indonesia di bursa Jakarta tekanan jual sebelumnya berhasil ditahan, kini indeks harga saham gabungan (IHSG) turun 0,06 persen ke posisi 6369.27. Tekanan kuat indeks dipicu oleh anjloknya saham-saham unggulan sektor saham agri dan finance.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang