Bursa Asia Tergelincir; Bursa China Anjlok Akibat Ancaman Trump

849

(Vibiznews – Index) Bursa saham Asia merosot di awal pekan Senin (06/05). Bursa saham di China anjlok setelah meningkatya kembali ketegangan perdagangan AS-China ketika Presiden Donald Trump mendeklarasikan kenaikan tarif-tarif yang akan datang atas $ 200 miliar barang-barang China.

Indeks Shanghai anjlok 5,58% menjadi ditutup pada 2.906,46, dan indeks Shenzhen juga terperosok 7,38% menjadi ditutup pada sekitar 1.515,80.

Di Hong Kong, indeks Hang Seng tergelincir 2,90% menjadi ditutup pada 29.209,82. Saham-saham perusahaan peralatan telekomunikasi China yang terdaftar di Hong Kong, ZTE anjlok 8,82%, dengan perusahaan tersebut terperangkap dalam perang dagang Beijing dan Washington. Rekannya yang terdaftar di Shenzhen juga turun 9,98%.

Trump mengatakan dalam tweet Minggu sore bahwa 10% pungutan saat ini atas barang-barang China senilai $ 200 miliar akan naik menjadi 25% pada hari Jumat. Dia juga mengancam akan mengenakan tarif 25% pada tambahan $ 325 miliar barang China segera.

Sementara itu, China sedang mempertimbangkan untuk membatalkan pembicaraan perdagangan dengan AS minggu ini mengingat ancaman terbaru Trump, sumber mengatakan kepada CNBC.

Di Australia, indeks ASX 200 tergelincir 0,82% menjadi ditutup pada 6.283,70 karena hampir semua sektor menurun.

Pasar di Jepang dan Korea Selatan ditutup pada hari Senin untuk liburan.

Sementara itu, indeks berjangka menunjuk pembukaan curam di Amerika Serikat. Dow Jones Industrial Average berjangka menyiratkan penurunan pembukaan lebih dari 450 poin pada Senin pagi di Amerika Serikat. Indeks berjangka S&P 500 dan Nasdaq-100 juga menunjukkan penurunan untuk dua indeks pada pembukaan Senin.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya bursa Asia akan memperhatikan pergerakan bursa Wall Street yang akan mencermati perkembangan ketegangan perang dagang AS-China yang meningkat. Bursa Asia berpotensi lemah jika datang ancaman balasan China merespon ancaman Trump mengenakan tarif bagi barang China.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here