(Vibiznews – Index) Bursa Saham Asia berakhir mixed pada Selasa (07/05) merespon ketegangan baru antara AS dan China setelah Trump mengatakan tarif terhadap barang-barang China akan naik pada hari Jumat.
Pasar China yang anjlok lebih dari 5% pada hari Senin, berusaha untuk melakukan pemulihan selama sesi Selasa. Indeks Shanghai naik 0,69% menjadi ditutup pada sekitar 2.926,39 dan indeks Shenzhen menguat 1,617% menjadi ditutup pada sekitar 1.540,31.
Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong menambahkan 0,52% pada 29363.02, dengan saham perusahaan asuransi jiwa AIA naik melampaui 1,5%.
Indeks Nikkei 225 di Jepang, yang kembali ke hari pertama perdagangan setelah periode liburan panjang, turun 1,51% menjadi ditutup pada 21.923,72 karena saham Fanuc turun lebih dari 3%. Indeks Topix juga turun 1,12% untuk menyelesaikan hari perdagangan di 1.599,84.
Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,88% menjadi ditutup pada 2.176,99 karena saham Hyundai Motor turun lebih dari 1%.
Indeks ASX 200 Australia naik 0,19% menjadi ditutup pada 6.295,70.
Dalam aksi pasar semalam di Amerika Serikat, saham pulih dari sebagian besar kerugian mereka di tengah harapan bahwa China dan AS masih akan mencapai kesepakatan perdagangan meskipun ketegangan kembali meningkat baru-baru ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun hanya 66,47 poin menjadi 26.438,48, sedangkan indeks S&P 500 ditutup 0,4% lebih rendah pada 2.932,47. Indeks Nasdaq turun 0,5% di 8,123.29.
Saham-saham di seluruh dunia terperangkap dalam kemerosotan pada hari Senin setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan dalam tweet hari Minggu bahwa tarif 10% saat ini atas barang-barang China senilai $ 200 miliar ditetapkan untuk meningkat menjadi 25% pada hari Jumat. Trump juga mengancam akan mengenakan 25% tarif pada tambahan $ 325 miliar barang-barang China segera.
RBA mengakhiri pertemuan kebijakan bulanannya dengan mempertahankan suku bunga tidak berubah di 1,5 persen, di mana mereka telah sejak pertengahan 2016.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya bursa Asia akan memperhatikan pergerakan bursa Wall Street yang akan mencermati perkembangan ketegangan perang dagang AS-China yang jika terus meningkat akan menekan bursa AS.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting