Bursa Asia Pasifik Merosot Mengikuti Kejatuhan Bursa Wall Street

761

(Vibiznews – Index) Bursa Saham Asia merosot pada Rabu (08/05) terpengaruh kemerosotan bursa Wall Street dimana investor masih terus mencermati perkembangan negosiasi perdagangan AS-China yang belum memberikan harapan positif.

Saham China Daratan ditutup lebih rendah, dengan indeks Shanghai turun 1,12% menjadi sekitar 2.893,76. Indeks Shenzhen turun 0,649% menjadi sekitar 1.530,31.

Data perdagangan China untuk bulan April menunjukkan baik ekspor dan surplus perdagangan meleset dari perkiraan sementara impor secara mengejutkan naik. Data bea cukai menunjukkan surplus perdagangan adalah $ 13,84 miliar, jauh lebih rendah dari perkiraan analis $ 35 miliar.

Ekspor April turun 2,7 persen dari tahun lalu. Mereka diperkirakan telah naik 2,3 persen dari tahun sebelumnya, menurut ekonom Reuters yang disurvei.

Indeks Hang Seng di Hong Kong turun sekitar 1,23%, pada 29003.20.

Di tempat lain di Asia, indeks Nikkei 225 Jepang turun 1,46% menjadi ditutup pada 21.602,59, dengan saham kapital besar Fanuc menurun 2,24%. Indeks Topix juga turun 1,72% menjadi 1.572,33.

Di Korea Selatan, indeks Kospi menyelesaikan hari perdagangannya lebih rendah sebesar 0,41% pada 2.168,01, dengan saham Samsung Electronics menurun 1,34%.

Indeks ASX 200 Australia juga turun 0,42% menjadi ditutup pada 6.269,10, karena sebagian besar sektor tergelincir. Saham TPG Telecom anjlok 13,53% setelah merger perusahaan dengan Vodafone diblokir oleh Komisi Persaingan dan Konsumen Australia.

Semalam di AS, Dow Jones Industrial Average anjlok 473,39 poin menjadi ditutup pada 25.965,09 – penurunan terbesar sejak 3 Januari. Dow telah turun sebanyak 648,77 poin pada rendahnya hari perdagangan. S&P 500 tergelincir 1,65% pada hari itu menjadi 2.884,05 sedangkan Nasdaq Composite turun 1,96% menjadi ditutup pada 7.963,76.

Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan kepada wartawan bahwa AS akan meningkatkan retribusi impor China pada hari Jumat.

Komentar Lighthizer muncul setelah Presiden AS Donald Trump mentweet bahwa tarif saat ini 10% pada $ 200 miliar barang-barang China akan dinaikkan menjadi 25% pada hari Jumat. Trump juga mengancam akan mengenakan retribusi 25% ekstra pada barang lain senilai $ 325 miliar tak lama lagi.

Perkembangan terakhir telah membuat pasar di seluruh dunia terhuyung-huyung, mengikuti indikasi sebelumnya bahwa AS dan China bisa hampir mengakhiri perang dagang mereka yang berlarut-larut. Baru bulan lalu, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan kepada The New York Times bahwa negosiasi berada di putaran terakhir.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya bursa Asia akan memantau pergerakan bursa Wall Street dan perkembangan negosisi perdagangan AS-China yang jika tidak ada tanda harapan positif, akan menekan bursa global.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here