(Vibiznews – Index) Bursa Saham Asia berakhir lebih tinggi pada hari Rabu (15/05) setelah penurunan awal pekan ini akibat ketegangan perdagangan AS dan China yang meningkat.
Bursa Saham China Daratan menguat, dengan indeks Shanghai menambahkan 1,91% menjadi 2.938,68 dan indeks Shenzhen juga naik 2,325% menjadi 1.577,92.
Di Hong Kong, indeks Hang Seng bertambah 0,52% pada 28268.71.
Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,58% menjadi ditutup pada 21.188,56, sedangkan indeks Topix menambahkan 0,60% untuk menyelesaikan hari perdagangannya di 1.544,15.
Pembuat mobil Jepang Nissan Motor melihat sahamnya anjlok 6,47% setelah perusahaan membukukan laba fiskal 2018 yang merupakan level terendah dalam 11 tahun.
Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,53% menjadi ditutup pada 2.092,78 karena saham LG Chem melonjak 2,71%.
Di Australia, indeks ASX 200 naik 0,71% untuk menyelesaikan hari perdagangannya pada 6.284,20.
Sementara itu, pertumbuhan dalam produksi industri China untuk bulan April berada di bawah perkiraan, menurut Reuters. Produksi industri meningkat 5,4% year-on-year, dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan 6,5% year-on-year oleh analis dalam jajak pendapat Reuters. Pertumbuhan penjualan ritel negara untuk April juga datang pada laju paling lambat sejak Mei 2003.
Juga pada hari Rabu, Bank Rakyat China menetapkan titik tengah resmi yuan di 6,8649 terhadap dolar AS, terlemah dalam lebih dari empat bulan menurut Reuters. Ketegangan yang meningkat baru-baru ini dalam perdagangan telah memperbaharui kekhawatiran pasar global tentang seberapa banyak China akan membiarkan yuan melemah untuk mengimbangi tekanan yang lebih berat pada para eksportirnya.
Semalam pasar saham Amerika Serikat pulih sebagian dari penurunan tajam pada Senin, dengan Dow Jones Industrial Average melihat hari terbaik sejak 12 April.
Pergerakan itu terjadi setelah China mengumumkan pada hari Senin rencananya untuk menaikkan tarif impor AS senilai $ 60 miliar, mulai 1 Juni. Langkah Beijing datang setelah Washington pekan lalu menaikkan tarif dari 10% menjadi 25% pada sebagian besar impor Tiongkok.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya bursa Asia akan memperhatikan pergerakan bursa Wall Street yang akan mencermati data Retail Sales April yang jika terealisir melemah akan menekan bursa Wall Street.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting