(Vibiznews – Index) Bursa Saham di Asia berakhir mixed pada hari Kamis (16/05) dengan meningkatnya lagi ketegangan perdagangan AS-China setelah AS kembali membidik Huawei China.
Saham China Daratan naik, dengan indeks Shanghai menambahkan 0,58% menjadi 2.955,71 dan indeks Shenzhen naik 0,437% menjadi 1.584,81.
Di Hong Kong, indeks Hang Seng naik tipis 0,02%, pada 28275.07.
Indeks Nikkei 225 di Jepang tergelincir 0,59% menjadi ditutup pada 21.062,98, sementara Topix turun 0,43% untuk menyelesaikan hari perdagangannya di 1.537,55.
Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 1,20% menjadi ditutup pada 2,067,69.
Sedangkan indeks ASX 200 Australia naik 0,69% menjadi ditutup pada 6.327,80 karena hampir semua sektor maju.
Saham produsen mobil di Asia bervariasi pada hari Kamis, dengan Hyundai Motor Korea Selatan tergelincir 0,39% dan Kia Motors menambahkan 0,95%. Di Jepang, Nissan naik 0,17%, sedangkan Toyota turun 1,04%.
Pergerakan ini terjadi menyusul laporan bahwa Presiden AS Donald Trump berencana untuk menunda tarif otomatis hingga enam bulan.
Namun Ketegangan perdagangan terus membebani sentimen investor ketika Trump menyatakan darurat nasional atas ancaman terhadap teknologi Amerika.
Menyusul perintah tersebut, Departemen Perdagangan AS mengumumkan penambahan Huawei Technologies dan afiliasinya ke Daftar Entitas Biro Industri dan Keamanan (BIS), sehingga lebih sulit bagi raksasa telekomunikasi China itu untuk melakukan bisnis dengan perusahaan A.S.
Sementara itu, rilis baru-baru ini dari data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan memicu kekhawatiran bahwa perang perdagangan AS-China menyeret turun pertumbuhan ekonomi global.
Penjualan ritel AS turun 0,2% pada bulan April, Departemen Perdagangan mengatakan Rabu. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan kenaikan 0,2%. Di China, data yang dirilis Rabu menunjukkan produksi industri negara itu dan pertumbuhan penjualan ritel untuk April juga datang di bawah ekspektasi.
Angka-angka itu datang di tengah meningkatnya eskalasi ketegangan perdagangan baru-baru ini antara Beijing dan Washington, dimulai dengan AS menaikkan tarif impor China senilai $ 200 miliar pekan lalu. Sebagai pembalasan, China menaikkan tarif atas barang-barang AS senilai $ 60 miliar awal pekan ini. AS juga meningkatkan kemungkinan pengenaan tarif tambahan barang senilai $ 300 miliar dari Tiongkok.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya bursa Asia akan memperhatikan perkembangan ketegangan perang dagang AS yang terus berlangsung. Jika bursa Wall Street tertekan akibat ketegangan perdagangan AS dengan Huawei, dapat menekan menekan bursa Wall Street.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting