Review Forex 21/05: Dolar AS Mendaki ke Puncak Tinggi 1 Bulan

511

(Vibiznews – Forex) – Mengakhiri perdagangan forex sesi Amerika beberapa saat lalu hari Rabu (22/05) dolar AS berhasil membalikkan tekanan yang terjadi pada awal sesi sehingga berhasil mendaki ke puncak tertinggi 1 bulan. Dolar AS ditutup rebound oleh kuatnya permintaan safe haven.

Sentimen yang membuat meninggalkan perdagangan aset resiko merespon ketidakpastian yang terjadi pada Brexit, ketegangan di Timur Tengah dan revisi perkiraan pertumbuhan global oleh Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) sehingga memberikan kekhawatiran ekonomi global.

Namun kini terpantau indeks dolar yang menunjukkan kekuatan mata uang dolar AS terhadap beberapa rival mata uang utama lainnya sedang melemah   0,06 persen ke posisi 98,01 setelah dibuka pada posisi 98.02. Akhir perdagangan forex sesi Amerika beberapa saat lalu indeks ditutup pada posisi 98,01 atau telah naik 0,12%.

Terhadap euro, dolar naik 0,06% pada $1,1161, meskipun data kepercayaan konsumen zona euro naik lebih dari yang diperkirakan pada bulan Mei ke level tertinggi dalam tujuh bulan, setelah melemah pada bulan sebelumnya oleh survey Eurostat.

Dolar AS juga naik sekitar 0,2% terhadap Poundsterling ke posisi  $1,2701. Rilis data  survei Tren Industri dari Konfederasi Industri Inggris menunjukkan bahwa pesanan manufaktur Inggris mencapai level terendah sejak Oktober 2016. Selain itu terkait  Brexit, Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond memperingatkan hari ini bahwa mereka yang berada di  hak populis  mendorong UK untuk meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan akan melakukan kerusakan yang disengaja untuk ekonomi Inggris.

Terhadap yen Jepang, dolar naik hampir 0,5% dengan satu  dolar ditukar dengan 110,57 yen. Dolar AS juga naik 0,35% terhadap Aussie ke posisi 0,6883 dan naik 0,27% terhadap franc Swiss ke posisi 1,0113.

Dalam berita ekonomi AS semalam, penjualan rumah  di AS secara tak terduga menunjukkan penurunan moderat pada bulan April, menurut laporan yang dirilis oleh National Association of Realtors  bahwa penjualan rumah yang ada turun 0,4% ke tingkat tahunan 5,19 juta pada April setelah turun 4,9% ke tingkat 5,21 juta pada Maret.

Selain itu juga OECD juga  menurunkan perkiraan pertumbuhan global, karena  kerentanan yang berasal dari ketegangan perdagangan, ketidakpastian kebijakan yang tinggi, risiko di pasar keuangan dan perlambatan di China. OECD  memperkirakan pertumbuhan 3,2% untuk 2019 versus 3,3% diperkirakan pada bulan Maret. Prospek pertumbuhan global untuk tahun 2020 dipertahankan pada 3,4%.

OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS pada 2,8% pada 2019, dan 2,3% pada 2020, sebelumnya di bulan Maret  OECD memperkirakan pertumbuhan 2,6% untuk tahun ini dan 2,2% pada 2020.

 

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group
Editor: Asido Situmorang 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here