(Vibiznews – Index) Pasar Saham Asia berakhir turun pada hari Kamis (23/05) tertekan ketegangan perdagangan yang masih terus berlangsung antara Amerika Serikat dan China.
Bursa Saham China Daratan tergelincir, dengan indeks Shanghai turun 1,36% menjadi sekitar 2.852,52 dan indeks Shenzhen juga turun 2,432% menjadi sekitar 1,503,37.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,58% pada 27267.13.
Indeks Nikkei 225 di Jepang tergelincir 0,62% menjadi ditutup pada 21.151,14. Saham Softbank Group anjlok 5,3% setelah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa staf Departemen Kehakiman AS merekomendasikan memblokir kesepakatan antara T-Mobile dan saingannya Sprint. Indeks Topix juga turun 0,36% untuk menyelesaikan hari perdagangan di 1.540,58.
Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,26% menjadi ditutup pada 2.059,59.
Indeks ASX 200 Australia turun 0,29% untuk menyelesaikan hari perdagangannya di 6.491,80.
Investor terus mewaspadai perkembangan di sekitar raksasa telekomunikasi China Huawei, yang telah masuk daftar hitam oleh A.S.
Saham pemasok Huawei terpukul pada Kamis di tengah kejatuhan yang sedang berlangsung.
Di Taiwan, perusahaan raksasa kontrak Hon Hai Precision Industry – umumnya dikenal sebagai Foxconn – dan pembuat chip Taiwan Semiconductor Manufacturing Company keduanya turun lebih dari 3%. Di Hong Kong, produsen modul kamera dan lensa smartphone Sunny Optical mengalami penurunan stok lebih dari 7%, sementara Luxshare turun 5,97% di Shenzhen.
Semalam di Wall Street, saham tergelincir karena investor mengawasi perkembangan antara Beijing dan Washington di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan baru-baru ini.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan kepada YBC Mui di CNBC pada hari Rabu bahwa perjalanan ke Beijing untuk melanjutkan negosiasi perdagangan belum dijadwalkan, mengurangi harapan resolusi cepat untuk perang perdagangan.
Sementara itu, risalah dari pertemuan Mei Federal Reserve AS mengindikasikan bahwa bank sentral tidak akan membuat langkah apa pun mengenai suku bunga untuk beberapa waktu bahkan jika ekonomi membaik.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya bursa Asia akan masih tertekan ketegangan perang dagang AS-China. Bursa Asia juga akan mengikuti perkembangan bursa Wall Street yang jika data Markit bulan Mei dan data New Home Sales April terealisir turun akan menekan bursa AS.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting