Review Forex 30/05: Laju Dolar AS Tertahan Buruknya Data Ekonomi

514

(Vibiznews – Forex) – Mengakhiri perdagangan forex sesi Amerika Jumat (31/05) dini hari, dolar AS bergerak dalam kisaran yang sangat ketat dan bertahan di atas garis datar  karena kekhawatiran tentang pertumbuhan global pasca pertikaian perdagangan yang terus berlangsung antara AS dan China.

Keuntungan dolar tertahan oleh sejumlah data ekonomi AS semalam yang agak mengecewakan, sehingga meningkatkan spekulasi tentang kemungkinan penurunan suku bunga suatu saat dalam waktu dekat.

Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan mata uang dolar AS terhadap beberapa rival mata uang utama lainnya ditutup menguat 0,01 persen ke posisi 98,17 setelah sempat naik pada posisi 98.28 dan turun ke posisi terendah di 98.09. Kini terpantau dolar AS  retreat ke  posisi 98,14.

Terhadap euro, dolar sedikit berubah pada 1,1133 setelah bergerak antara 1,1170 dan 1,1145. Demikian juga poundsterling melemah terhadap dolar AS, turun ke posisi $1,2614, setelah sempat menguat ke $1,2581 awal sesi. Yen Jepang berhasil mempertahankan status safe havennya, sehingga hanya melemah tipis terhadap dolar AS.

Melihat laporan kalender ekonomi yang cukup ramai semalam, yang utama laporan Departemen Perdagangan menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal pertama dipercepat sedikit kurang dari perkiraan semula. PDB  naik 3,1 persen pada kuartal pertama, yang turun dari revisi dari lompatan 3,2 persen yang dilaporkan sebelumnya.

Kemudian Departemen Tenaga Kerja merilis laporan yang menunjukkan kenaikan moderat dalam klaim pertama kali untuk tunjangan pengangguran A.S. di minggu yang berakhir 25 Mei. Klaim naik menjadi 215.000, meningkat 3.000 dari tingkat revisi minggu sebelumnya 212.000.

Sementara itu, National Association of Realtors merilis laporan yang menunjukkan penjualan rumah yang tertunda tiba-tiba menurun pada bulan April. NAR melaporkan  indeks penjualan rumah yang tertunda turun 1,5 persen menjadi 104,3 pada April setelah naik 3,9 persen menjadi 105,9 yang direvisi naik pada Maret.

Berita yang mempengaruhi meningkatnya eskalasi ketegangan perang dagang AS-China yaitu  Wakil Menteri Luar Negeri China Zhang Hanhui menuduh AS sebagai terorisme ekonomi dengan menaikkan tarif barang-barang China. Kemudian ada berita yang  mengindikasikan bahwa China telah menunda pembelian kedelai AS.

 

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group
Editor: Asido Situmorang 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here