(Vibiznews – Index) Bursa Saham Asia ditutup mixed pada hari Kamis (06/06) dimana bursa saham China berjuang untuk mendapatkan keuntungan.
Bursa Asia juga dipengaruhi kenaikan semalam di Wall Street di mana investor tumbuh lebih percaya diri bahwa Federal Reserve A.S. akan memangkas suku bunga tahun ini untuk mendukung ekonomi yang dipengaruhi oleh perang perdagangan yang sedang berlangsung.
Indeks Nikkei 225 Jepang menghapus kenaikan sebelumnya menjadi berakhir dekat datar di 20.774,04 sementara indeks Topix turun 0,34% menjadi 1.524,91.
Indeks ASX 200 Australia naik 0,39% menjadi 6.383 karena sebagian besar sektor diperdagangkan positif. Subindex keuangan naik 0,6% karena saham perbankan utama naik.
Di China, indeks Shanghai turun 1,17% menjadi 2.827,80 dan indeks Shenzhen turun 2,08% pada 1,463.70.
Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,26% pada .26965.28
Analis mengatakan bahwa pasar sudah mulai mempertimbangkan kemungkinan penurunan suku bunga setelah Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral AS akan mengawasi perkembangan ekonomi domestik, dan akan melakukan apa yang harus dilakukan untuk “mempertahankan ekspansi. ”
AS dan Meksiko gagal mencapai kesepakatan mengenai masalah imigrasi selama pertemuan hari Rabu, hanya beberapa hari sebelum tarif 5% pada semua impor Meksiko ditetapkan untuk memulai. Trump mengumumkan tarif itu dalam tweet mengejutkan minggu lalu.
Bank Sentral Eropa akan mengumumkan keputusan kebijakan moneter pada hari Kamis. Sementara itu, jajak pendapat Reuters menemukan bahwa para ekonom percaya ECB tidak memiliki prospek untuk menaikkan suku bunga hingga akhir tahun 2020.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya bursa Asia akan mencermati pergerakan bursa Wall Street yang akan dipengaruhi perkembangan perang dagang dan komentar para pejabat The Fed.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting