(Vibiznews – Property) – Saat ini di Singapura, yang bisa dikitari pulaunya dalam waktu kurang dari dua jam, ada 24.000 unit apartemen yang kosong. Tidak hanya itu, ada 44.000 unit lainnya yang masuk dalam pipeline, termasuk di antaranya 39.000 apartemen yang tidak terjual dari penjualan lahan milik pemerintah, dan 5.000 unit dari lahan yang sedang menunggu persetujuan, demikian dilansir dari Bloomberg Kamis (06/06).
Kelebihan supply – pada saat demand lemah – mendorong pemerintah Singapura pada hari Kamis (06/06) memangkas pasokan unit hunian dari program penjualan tanah pemerintah. Sekarang, pasokan hunian di semester kedua, tidak termasuk kondominium eksekutif, akan menjadi 1.235 unit, turun 25% dari 1.640 unit dalam enam bulan pertama.
“Sudah dikonfirmasi ada pasokan sebanyak 2.875 unit perumahan pribadi untuk sepanjang 2019, itu merupakan angka tahunan terendah sejak 2014,” kata direktur senior di Jones Lang LaSalle Inc. Itu “sudah sesuai dengan prospek ekonomi dan bisnis yang semakin bearish,” ujarnya dikutip Bloomberg.
Langkah-langkah untuk membatasi pasokan mendapat sambutan meriah dari investor, sehingga FTSE Straits Times Real Estate Investment Trust Index naik 2%, terbesar sejak Agustus 2015, ke level tertingginya dalam periode lebih dari enam tahun.
Setidaknya pembatasan properti yang digulirkan Singapura dari sejak hampir setahun yang lalu untuk mendinginkan pasar tampaknya telah menghasilkan dampak yang benar.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido