(Vibiznews – Index) – Keuntungan bursa saham Amerika selama 6 hari berturut akhirnya terpangkas pada akhir perdagangan beberapa saat lalu Rabu (12/06), dimana 2 indeks utamanya ditutup retreat dari posisi terbaiknya. Indeks sempat kuat awal sesi oleh kekuatan rally perdagangan sebelumnya dan kemudian terjadi profit taking.
Indeks Dow Jones tergelincir 14,17 poin atau 0,1 persen menjadi 26.048,51, indeks Nasdaq turun 0,60 poin atau kurang dari sepersepuluh persen menjadi 7.822,57, sementara indeks S&P 500 turun 1,01 poin atau kurang dari sepersepuluh persen menjadi 2.885,72.
Secara sektoral, sebagian besar sektor utama mengakhiri sesi dengan hanya menunjukkan pergerakan sederhana, meskipun kekuatan substansial tetap terlihat di antara saham baja. NYSE Arca Steel Index melonjak 3,1 persen, mengakhiri sesi pada level penutupan terbaik dalam sebulan. Lonjakan terjadi di tengah optimisme tentang permintaan China menyusul berita bahwa Beijing akan memungkinkan pemerintah daerah untuk menggunakan hasil dari obligasi khusus sebagai modal untuk proyek infrastruktur besar.
Saham-saham layanan minyak juga menunjukkan kinerja yang kuat pada hari itu, sebagaimana tercermin oleh kenaikan 1,3 persen oleh Philadelphia Oil Service Index. Di sisi lain, saham perumahan berada di bawah tekanan selama perdagangan hingga akhirnya menyeret Indeks Sektor Perumahan Philadelphia turun 1,1 persen.
Profit taking terhadap banyak saham-saham besar terjadi oleh sikap pasar menunggu perkembangan lebih lanjut tentang sengketa perdagangan yang sedang berlangsung antara AS dan China. Presiden Trump dan Presiden Cina Xi Jinping diperkirakan akan bertemu di KTT G20 Osaka-Jepang, dengan presiden AS memperingatkan bahwa ia akan mengenakan tarif baru pada barang-barang Cina jika rekannya itu tidak hadir.
Di sisi data ekonomi AS, Departemen Tenaga Kerja mengatakan indeks harga produsen (PPI) untuk permintaan akhir naik tipis 0,2 persen pada bulan Mei setelah naik 0,2 persen pada April. Namun untuk tingkat tahunan pertumbuhan harga produsen inti turun ke 2,3 persen di bulan Mei dari 2,4 persen di bulan April.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang