(Vibiznews – Index) – Bursa saham Asia berakhir sebagian besar merugi dalam perdagangan hati-hati pada hari Kamis (13/06), dengan anjloknya harga minyak mentah serta pemberitaan demonstrasi protes ekstradisi Hong Kong dan kehati-hatian menjelang KTT G20 mendatang.
Saham-saham di bursa China berakhir dengan flat karena Wakil Perdana Menteri Liu menyerukan langkah-langkah lebih lanjut untuk mendukung ekonomi dan data bank sentral menunjukkan pinjaman bank negara meningkat pada bulan Mei. Indeks Shanghai menguat 0,09 persen namun indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,18 persen karena investor terus mengawasi demo kekerasan di Hong Kong atas RUU ekstradisi yang akan memungkinkan orang dikirim ke Cina daratan untuk diadili.
Bursa saham Jepang jatuh, terseret oleh anjloknya saham pembuat chip setelah indeks Philadelphia Semiconductor turun 2,3 persen di tengah kekhawatiran perlambatan di China. Indeks Nikkei berakhir turun 97,72 poin atau 0,46 persen pada 21.032 sebelum penyelesaian kontrak berjangka dan opsi Jepang pada Juni.
Perdagangan saham bursa Seoul ditutup lebih rendah untuk hari kedua berjalan karena investor cemas tentang prospek sektor pembuat chip, dimana indeks Kospi menyerah 5,60 poin atau 0,27 persen menjadi ditutup pada 2.103,15. Saham Samsung Electronics turun 1,9 persen dan SK Hynix jatuh 3,4 persen.
Pasar saham Australia berfluktuasi sebelum berakhir lebih rendah karena jatuhnya harga minyak memukul saham energi, mengimbangi kenaikan di sektor keuangan. Indeks ASX 200 berakhir sedikit lebih rendah pada 6.542,40 sedangkan saham Selandia Baru menambah kenaikan moderat dengan indeks NZX 50 berakhir naik 18,67 poin atau 0,18 persen pada 10.223,81.
Untuk perdagangan saham di bursa efek Jakarta menunjukkan penurunan indeks yang moderat, dengan IHSG turun 0,05 persen ke posisi 6273,08. Pelemahan indeks ditekan oleh anjloknya saham -saham unggulan seperti sektor agri dan finance.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang