(Vibiznews – Index) Pasar Saham Asia sebagian besar lebih tinggi pada hari Selasa (18/06) menjelang pertemuan Federal Reserve AS.
Saham di daratan China naik, dengan indeks Shanghai naik tipis pada 2.890,16 dan indeks Shenzhen lebih tinggi 0,163% menjadi 1.504,57.
Di Hong Kong, indeks Hang Seng bertambah 1% pada 27498.77, dengan saham kapital besar teknologi China Tencent melonjak lebih dari 1,5%.
Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,38% menjadi ditutup pada 2.098,71 karena saham perusahaan biofarmasi Celltrion naik 1,46%.
Indeks ASX 200 di Australia menambahkan 0,6% untuk mengakhiri hari perdagangannya di 6.570,00.
Saham Jepang melawan tren keseluruhan. Indeks Nikkei 225 tergelincir 0,72% menjadi ditutup pada 20.972,71, karena saham-saham Fast Retailing, Softbank Group dan Fanuc jatuh. Indeks Topix juga turun 0,72% untuk mengakhiri hari perdagangannya di 1,528.67.
The Fed dijadwalkan untuk memulai pertemuan kebijakan moneter dua hari pada hari Selasa di Amerika Serikat. Harapan untuk setiap perubahan kebijakan rendah, tetapi investor akan mencari petunjuk tentang potensi penurunan suku bunga tahun ini.
The Fed akan mengumumkan kebijakan moneter pada hari Rabu.
Sementara itu, dalam berita perdagangan AS-China, ratusan pebisnis di Amerika Serikat berupaya mengirim pesan ke pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk mencegah mereka menaikkan tarif di China.
Itu terjadi ketika Menteri Perdagangan A.S. Wilbur Ross mengatakan Trump sangat bahagia untuk mengenakan tarif baru pada China jika dua kekuatan ekonomi itu tidak membuat kesepakatan.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya bursa Asia akan mencermati perkembangan pertemuan The Fed AS yang diharapkan memberikan sinyal untuk penurunan suku bunga, juga pergerakan bursa Wall Street yang akan mencermati data Building Permits dan Housing Starts bulan Mei yang diindikasikan positif.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting
