(Vibiznews – Index) – Pada penutupan bursa saham Asia hari Jumat (21/06), keuntungan indeks utama bervariasi pada karena meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran dan ketidakpastian perdagangan baru. Setelah Iran menembak jatuh drone militer AS atas Selat Hormuz, laporan media menunjukkan bahwa Trump tiba-tiba menarik kembali keputusan untuk melakukan serangan militer terhadap negara itu setelah sebelumnya menyetujuinya.
Bursa saham China naik untuk membukukan kenaikan mingguan terbaik sejak April di tengah ekspektasi bahwa otoritas moneter China mungkin akan sedikit melonggarkan sikap kebijakan bijaksana secara keseluruhan di paruh kedua tahun ini. Indeks Shanghai Composite naik 14,86 poin atau 0,50 persen menjadi 3.001,98, ditutup di atas 3.000 poin untuk pertama kalinya sejak 30 April.
Indeks Hang Seng di bursa saham Hong Kong berakhir turun 0,27 persen menjadi 28.473,71 setelah ribuan orang mengepung markas polisi, menyerukan agar RUU ekstradisi dibatalkan.
Bursa saham Jepang jatuh karena data manufaktur yang lemah menekuk sentimen dengan indeks Nikkei turun 204,22 poin atau 0,95 persen menjadi 21.258,64 tetapi mengakhiri minggu lebih tinggi sebesar 0,7 persen untuk membukukan kenaikan minggu ketiga pada harapan pemotongan suku bunga Fed.
Bursa saham Seoul berakhir lemah dan menghentikan kenaikan beruntun tiga hari, dengan saham perusahaan teknologi dan kimia pemicu lemahnya indeks. Indeks Kospi turun 5,67 poin atau 0,27 persen menjadi 2.125,62.
Namun di kawasan pasifik berbeda arah dengan bursa saham Australia jatuh oleh anjloknya saham keuangan setelah empat hari berturut-turut rally. Indeks ASX 200 turun 36,60 poin atau 0,55 persen menjadi 6.650,80 setelah berakhir pada level lebih dari 11 tahun pada hari sebelumnya. Sedangkan saham Selandia Baru naik moderat, dengan indeks acuan NZX-50 berakhir naik 36,53 poin atau 0,35 persen pada 10.327,29.
Indeks Komposit Indonesia Jakarta turun 0,7 persen, sehari setelah BI umumkan tidak mengubah suku bunga selama tujuh bulan berturut-turut, tetapi memangkas persyaratan cadangan bagi bank untuk memastikan likuiditas yang memadai dalam sistem.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang