(Vibiznews – Forex) – Di tengah perdagangan forex sesi Asia hari Senin (24/06), posisi dolar AS semakin tertekan ke posisi terendah 14 pekan secara indeks dan juga melemah terhadap beberapa rival utamanya. Rival utama dolar yang paling diuntungkan dengan kondisi defensif dolar yaitu Euro, meskipun secara fundamental memiliki kelemahan yang sama.
Pelemahan dolar di perdagangan awal pekan terakhir bulan Juni merupakan kelanjutan trend perdagangan pekan lalu yang dipengaruhi oleh ekspektasi perubahan kebijakan Federal Reserve kedepannya, yaitu memangkas posisi suku bunganya yang sudah dinaikkan selama 1 tahun terakhir. Bahkan Fed membuka pintu untuk melakukan penurunan suku bunga pada pertemuan bulan depan.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya sedang melemah 0,08% dari penutupan sebelumnya ke posisi 96.14 setelah dibuka pada posisi 96,17 dan sempat terjun ke posisi terendah di 96.09. Pekan lalu dolar AS sudah anjlok 1 persen lebih terhadap rivbal utamanya.
Pekan lalu kurs euro menguat sebesar1,4%, dan perdagangan sesi Asia bergerak rally melanjutkan rally pekan lalu. Euro dalam pair EURUSD sedang menguat sekitar 0,15% menjadi $1,1378, yang tertinggi sejak 22 Maret.
Untuk rival utama lainnya seperti aussie dolar, pair AUDUSD masih bergerak rally masuki hari kelima berturut meskipun pekan lalu dibayangi oleh kebijakan RBA yang memangkas suku bunganya. Kini pair sedang menguat 0,47% ke posisi tertinggi 8 hari.
Untuk perdagangan selanjutnya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks dolar selanjutnya berpotensi terus alami pelemahan oleh sentimen diatas dengan bergerak ke posisi support 95.80 – 95.15. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan naik menemui posisi resisten 96.50 – 97.35.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang



