(Vibiznews – Index) – Pada penutupan bursa saham Asia hari Rabu (26/06), saham-saham anjlok mengikuti trend perdagangan Wall Street merespon komentar dari pejabat Federal Reserve yang mengecilkan harapan penurunan suku bunga bank sentral Amerika tersebut.
Bursa saham China berakhir lebih rendah, terseret oleh anjloknya saham sektor keuangan karena kehati-hatian terjadi menjelang pertemuan Trump-XI. Indeks Shanghai Composite turun 5,79 poin atau 0,19 persen menjadi 2.976,28 sementara indeks Hang Seng Hong Kong berakhir naik 0,13 persen menjadi 28.221,98.
Perdagangan saham Jepang anjlok meskipun posisi yen sedang melemah terhadap dolar AS, indeks Nikkei turun 107,22 poin atau 0,51 persen menjadi 21.086,59 tertekan kuat anjloknya saham eksportir utama seperti saham Honda Motor menurun 1,3 persen dan Canon kehilangan 2,6 persen. Saham Mitsubishi Motors turun 1,8 persen setelah mengatakan akan memindahkan kantor pusatnya di Amerika Utara dari California ke Tennessee.
Bursa saham Seoul mengakhiri sesi berombak dengan flat, dimana indeks Kospi ditutup menguat sangat tipis 0,01% pada 2.121,85. Ditopang oleh penguatan saham kelas berat Samsung Electronics yang naik 0,2 persen sementara saham pembuat chip SK Hynix melonjak 3,3 persen.
Pasar saham Australia turun sedikit karena pejabat Fed mengecilkan harapan penurunan suku bunga yang agresif, indeks ASX 200 turun 17,50 poin atau 0,26 persen menjadi 6.640,50 ditekan oleh anjloknya saham sektor keuangan seperti saham bank ANZ, NAB dan Westpac turun antara 0,6 persen dan 1 persen.
Saham Selandia Baru berakhir sedikit lebih rendah setelah bank sentral negara itu membiarkan suku bunga utamanya tidak berubah pada rekor rendah tetapi mengisyaratkan penurunan suku bunga dari waktu ke waktu untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang lemah. Indeks NZX 50 turun 0,09%.
Demikian juga terjadi pergerakan negatif jelang akhir bursa saham Indonesia dengan IHSG melemah 0,16 persen ke 6310.48, dengan tekanan besar dari anjloknya saham-saham sektor agri dan aneka industri.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang