Review Dolar Awal Semester Kedua Tahun 2019

453

(Vibiznews – Forex) – Mengakhiri perdagangan forex awal pekan sesi Amerika beberapa saat lalu Selasa (02/07), Dolar AS berhasil melompat tinggi dan mencetak keuntungan tertinggi dalam sepekan. Rally dolar AS tanpa hambatan terjadi akibat sentimen positif merespon berita Amerika Serikat dan Cina sepakat untuk melanjutkan negosiasi perdagangan dan menunda tarif lebih lanjut terhadap produk masing-masing.

Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya ditutup menguat 0,8% dari penutupan sebelumnya ke posisi 96.83 setelah sempat naik ke posisi tinggi di 96,87 yang dimulai pada awal sesi Asia di 96,25.

Meskipun kedua negara masih memiliki jalan panjang untuk mencapai penyelesaian perdagangan, fakta bahwa mereka sekarang akan melanjutkan negosiasi terbukti menjadi pemicu yang cukup kuat bagi investor untuk mencari aset berisiko, menghindari aset safe haven seperti emas dan yen Jepang.

Terhadap mata uang Eropa, dolar naik lebih dari 0,75%, karena menguat menjadi $ 1,1282 per unit euro. Data ekonomi zona euro yang lemah berkontribusi terhadap penurunan euro terhadap greenback. Aktivitas manufaktur zona euro masih kontraksi untuk bulan kelima berturut-turut pada bulan Juni,  indeks PMI manufaktur  turun ke level terendah 3 bulan di 47,6 pada Juni dari 47,7 pada Mei.

Terhadap Pound Sterling Inggris, dolar menguat ke 1,2637, naik hampir 0,5%. Sektor manufaktur Inggris  menyusut pada laju tercepat dalam lebih dari enam tahun pada bulan Juni, karena pabrik mengurangi produksi pasca melemahnya permintaan yang mengarah pada erosi kepercayaan bisnis. Indeks PMI manufaktur Inggris  turun menjadi 48 dari 49,4 pada bulan Mei.

Yen Jepang melemah ke 108,53 per dolar, dan terakhir terlihat bergerak di sekitar 108,45, atau turun 0,5% dari penutupan sebelumnya. Dolar AS naik sebanyak 1,15% terhadap franc Swiss dengan perdagangan USDCHF di 0,9875.  Demikian terhadap loonie, dolar naik 0,3% pada 1,3134 dan melawan Aussie naik sekitar 0,8% pada 0,6964.

Berita ekonomi AS menunjukkan performa yang kurang mengesankan dengan  laporan dari Institute for Supply Management menunjukkan perlambatan moderat dalam laju pertumbuhan aktivitas manufaktur AS di bulan Juni. Indeks PMI  turun ke level terendah sejak Oktober 2016, jatuh ke 51,7 pada Juni setelah tergelincir ke 52,1 pada Mei.

Demikian juga Departemen Perdagangan AS melaporkan  belanja konstruksi negeri tersebut turun 0,8% ke tingkat tahunan $ 1,294 triliun pada Mei setelah naik 0,4% direvisi ke tingkat $ 1,304 triliun pada April.

 

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group
Editor: Asido Situmorang 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here