(Vibiznews – Index) – Bursa saham Asia berakhir mixed pada perdagangan hari Kamis(04/07), bahkan ketika data AS yang lemah pada pertumbuhan pekerjaan sektor swasta, neraca perdagangan dan pertumbuhan sektor jasa memperkuat harapan untuk penurunan suku bunga jangka pendek oleh Federal Reserve.
Indeks Shanghai Composite China yang mencetak kenaikan awal sesi, berakhir turun 10,01 poin atau 0,33 persen pada 3.005,25. Demikian juga Indeks Hang Seng Hong Kong berakhir turun 0,21 persen menjadi 28.795,77 setelah survei menunjukkan sektor swasta Hong Kong mengalami kontraksi lebih lanjut pada Juni, dengan penurunan dalam aktivitas bisnis dan pesanan ekspor dari daratan.
Perdagangan saham Jepang menguat sekalipun posisi dolar AS tergelincir terhadap yen karena harapan pemotongan suku bunga Fed. Indeks Nikkei naik 64,29 poin atau 0,30 persen menjadi 21.702,45 dalam perdagangan tipis di tengah libur nasional di AS. Ditopang oleh kenaikan saham transportasi seperti saham Mitsui OSK Lines naik 1,7 persen dan Kawasaki Kisen melonjak 3,7 persen.
Bursa Saham Seoul ditutup lebih tinggi untuk menghentikan penurunan beruntun empat sesi karena Menteri Keuangan Hong Nam-ki memperingatkan kemungkinan tindakan balasan terhadap Jepang jika mempertahankan pembatasan ekspor bahan teknologi tinggi ke perusahaan-perusahaannya untuk waktu yang lama. Indeks Kospi naik 12,71 poin atau 0,61 persen menjadi 2.108,73, ditopang saham Kelas berat seperti saham Samsung Electronics naik 1,3 persen jelang rilis laba awal yang dijadwalkan pada hari Jumat.
Pasar saham Australia memperpanjang kenaikan untuk sesi keempat berturut-turut, diperkuat lonjakan saham bank. Indeks acuan ASX 200 naik 32,50 poin atau 0,49 persen menjadi berakhir pada 6.718, tertinggi baru 11,5 tahun. Rekor tinggi juga terjadi pada perdagangan saham Selandia Baru dengan indeks NZX 50 mencapai setinggi 10.580,43 sebelum memangkas kenaikan untuk mengakhiri sesi naik 13,85 poin atau 0,13 persen pada 10.558,28, dipimpin oleh bank-bank yang terdaftar ganda seperti ANZ dan Westpac.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang