(Vibiznews – Index) Bursa Saham utama di Asia Pasifik meraih keuntungan kuat pada hari Jumat (19/07), terdukung komentar pejabat Federal Reserve AS yang meningkatkan harapan bahwa bank sentral dapat melonggarkan kebijakan moneter lebih dari yang diperkirakan.
Indeks Nikkei 225 di Jepang menambahkan 2% menjadi ditutup pada 21.466,99, dengan saham produsen peralatan semikonduktor Tokyo Electron naik 3,48%. Indeks Topix juga naik 1,94% untuk menyelesaikan hari perdagangannya di 1.563,96.
Di China daratan, bursa saham menguat. Indeks Shanghai naik 0,79% menjadi sekitar 2.924,20, sedangkan indeks Shenzhen juga naik 0,81% menjadi 9.228,55.
Sedangkan di Hong Kong, indeks Hang Seng menguat 1,07%, pada 28765.40.
Di Korea Selatan, indeks Kospi ditutup 1,35% lebih tinggi pada 2.094,36, dengan saham Samsung Electronics naik 1,52%.
Indeks ASX 200 Australia juga naik 0,77% menjadi ditutup pada 6.700,30. Saham National Australia Bank melonjak 2,19% setelah pengumuman bahwa mereka telah merekrut Ross McEwan sebagai CEO baru. Penunjukan McEwan datang ketika bank berjuang untuk mendapatkan kembali kepercayaan pelanggan setelah merusak temuan di penyelidikan Komisi Royal ke sektor keuangan negara.
Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang naik 0,93%.
Semalam di Amerika Serikat, indeks utama melihat kenaikan pertama mereka dalam tiga sesi. Indeks S&P 500 ditutup 0,4% lebih tinggi pada 2.995,11, sedangkan indeks Nasdaq naik 0,3% menjadi 8.207,24. Indeks Dow Jones Industrial Average menyelesaikan hari perdagangan di Amerika Serikat lebih tinggi dengan 3,12 poin pada 27.222,97.
Presiden Federal Reserve New York John Williams mengatakan Kamis bahwa bank sentral perlu bertindak cepat ketika ekonomi melambat dan suku bunga rendah. Lebih baik mengambil tindakan pencegahan daripada menunggu bencana terungkap, katanya dalam sebuah pidato.
Pedagang meningkatkan taruhan mereka pada hari Kamis bahwa The Fed dapat memotong suku bunga akhir bulan ini.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Asia berpotensi kuat dengan meningkatnya harapan pemotongan suku bunga AS pada akhir bulan ini. Namun bila terjadi sentimen negatif lainnya pada akhir pekan ini seperti ketegangan perang dagang AS-China ataupun ketegangan politik lainnya, dapat menekan bursa.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting