(Vibiznews – Economy & Business) Ketegangan di Timur Tengah kelihatannya belum berakhir, malahan semakin meningkat. Hal ini terlihat dari apa yang terjadi pada awal pekan ini, dimana Iran memicu ketegangan dengan Inggris dan AS.
Setelah Iran pada hari lalu telah menangkap sebuah kapal tanker minyak berbendera Inggris di Teluk dalam membalas penyitaan Inggris atas sebuah kapal tanker Iran awal bulan ini, maka Inggris menuntut pembebasan karena dianggap penangkapan itu ilegal.
Inggris meminta Iran pada hari Senin untuk segera melepaskan tanker berbendera Inggris dan awaknya, menggambarkan penangkapan kapal Stena Impero di Selat Hormuz sebagai ilegal.
“Kapal itu disita dengan alasan palsu dan ilegal dan Iran harus segera membebaskannya dan awaknya,” kata juru bicara Perdana Menteri Theresa May kepada wartawan seperti yang dilansir CNBC.
Theresa May memimpin rapat komite tanggap darurat Inggris dan menteri luar negeri Jeremy Hunt diperkirakan akan membuat pernyataan kepada parlemen pada hari Senin untuk menghadapi kritik bahwa kapal-kapal angkatan laut Inggris seharusnya mengawal kapal.
Tidak hanya terhadap Inggris, ketegangan Iran terhadap AS juga kembali meningkat setelah Iran pada hari Senin mengumumkan telah menangkap 17 mata-mata yang bekerja untuk Badan Intelijen Pusat AS (CIA) dan menghukum mati beberapa dari mereka.
Dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di televisi pemerintah, Kementerian Intelijen mengatakan 17 mata-mata telah ditangkap dalam 12 bulan hingga Maret 2019. Beberapa telah dijatuhi hukuman mati, menurut laporan lain.
Pengumuman semacam itu tidak biasa di Iran, dan sering kali dibuat untuk konsumsi domestik. Tetapi waktunya menunjukkan Teheran bisa mengeraskan posisinya dalam perselisihan dengan kekuatan Barat yang telah menimbulkan kekhawatiran konfrontasi militer langsung.
Dalam beberapa pekan terakhir Amerika Serikat menyalahkan Iran atas serangan terhadap pengiriman di dekat Selat Hormuz, jalur laut perdagangan minyak global yang paling penting, dimana tuduhan itu dibantah Iran.
Negara-negara Eropa termasuk Inggris telah terperangkap di tengah. Mereka tidak setuju dengan keputusan AS untuk keluar dari kesepakatan nuklir tetapi sejauh ini gagal menawarkan cara lain kepada Iran untuk menerima manfaat ekonomi yang dijanjikan dari kesepakatan itu.
Di Tokyo, Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan pada hari Senin bahwa Jepang ingin melakukan segala upaya untuk mengurangi ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran sebelum menanggapi permintaan AS yang diharapkan untuk mengirim angkatan lautnya untuk melindungi perairan strategis di Iran.
Amerika Serikat sedang berjuang untuk memenangkan dukungan sekutu-sekutunya untuk sebuah inisiatif untuk meningkatkan pengawasan jalur pelayaran minyak Timur Tengah yang penting karena kekhawatiran akan meningkatkan ketegangan dengan Iran, enam sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan, demikian dilansir Reuters.
Jika ketegangan di Timur Tengah ini terus berlanjut, akan banyak mempengaruhi perdagangan global khususnya komoditas seperti minyak dan emas. Karena terkait juga dengan AS dan Inggris, maka bisa juga mempengaruhi pergerakan dolar AS dan poundsterling.
Dengan demikian pasar global akan terus mencermati perkembangan ketegangan di Timur Tengah ini, apakah akan semakin meningkat atau mereda?
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting