(Vibiznews – Forex) – Diakhir perdagangan forex sesi Asia hari Senin (05/08), dolar AS terpantau masih lemah dan memperpanjang tekanan buruk perdagangan akhir pekan lalu setelah sempat mencapai puncak tertinggi 2 tahun. Kini secara indeks posisi dolar sedang terjun di posisi terendah sepekan.
Anjloknya dolar AS terhadap banyak rival utamanya dipicu oleh penurunan lanjutan imbal hasil obligasi AS khususnya untuk tenor 10-tahun yang berada di bawah 1,80%, yang merupakan posisi tereburuk sejak November 2016. Posisi imbal hasil tersebut oleh aksi pemburuan pasar terhadap obligasi dan mata uang yen Jepang.
Penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS tersebut terjadi setelah Presiden Trump mengenakan tarif tambahan 10% untuk produk-produk Cina senilai $300 miliar. Kemudian tekanan berlanjut setelah ada berita China akan melakukan serangan balasan dari Amerika tersebut.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya sedang melemah 0,12 persen dari penutupan sebelumnya ke posisi 97.96 setelah dibuka pada posisi 98.11 dan sempat naik ke posisi 98.14.
Untuk pergerakan selanjutnya pergerakan dolar AS akan dipengaruhi data ISM Non-manufaktur bulan Juli yang dilanjutkan oleh pidato oleh seorang pejabat FOMC yaitu L.Brainard.
Secara teknikal , untuk perdagangan selanjutnya menurut analyst Vibiz Research Center indeks dolar diperkirakan turun ke posisi support di 97.80 – 97.52. Dan jika terjadi pergerakan sebaliknya akan mendaki ke posisi resisten 98.33 – 98.85.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang



