(Vibiznews – Forex) – Mengakhiri perdagangan forex sesi Amerika beberapa saat lalu Jumat (09/08), dolar AS yang bergerak antara keuntungan dan kerugian ditutup dalam kekuatan yang moderat setelah bank sentral China menetapkan titik tengah untuk yuan di atas 7,00 per dolar untuk pertama kali dalam lebih dari satu dekade.
Kekuatan dolar AS juga disumbang dari rilis data ekonomi yang menunjukkan penurunan moderat dalam klaim pengangguran pertama kali di Amerika Serikat periode yang berakhir tanggal 3 Agustus. Selain itu juga ditopang oleh kenaikan tipis imbal hasil obligasi pada kisaran 1,72%.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya ditutup menguat 0,08 persen dari penutupan sebelumnya ke posisi 97.66 setelah dibuka pada posisi 97.64 dan sempat naik ke posisi 97.74.
Terhadap euro, dolar menguat ke 1,1181 yang naik sekitar 0,17%, setelah turun di 1,1234 pada awal perdagangan. Terhadap Pound Sterling Inggris, dolar melepaskan sebagian besar kenaikannya dan naik tipis di 1,2138, setelah menguat ke 1,2095 pada awal sesi.
Mata uang Yen Jepang mempertahankan daya tarik safe haven-nya dengan menguat signifikan terhadap dolar. Setelah menguat ke 105,90, yen mundur ke 106,05, tetapi masih naik dengan kenaikan sekitar 0,2%.
Dolar AS menunjukkan kelemahan terhadap Aussie dan Loonie, anjlok 0,7% dan 0,5%, dengan masing-masing pasangan diperdagangkan di 0,6804 dan 1,3233. Terhadap franc Swiss, dolar turun tipis di 0,9750. Terhadap yuan Tiongkok, dolar naik 0,21%, dengan satu unit dolar diambil 7,0452 yuan, di atas 7,039 titik tengah yang ditetapkan oleh bank sentral Tiongkok.
Secara teknikal untuk perdagangan selanjutnya menurut analyst Vibiz Research Center indeks dolar diperkirakan turun ke posisi support di 97.44 – 96.52. Dan jika terjadi pergerakan sebaliknya akan mendaki ke posisi resisten 97.76 – 98.85.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang