(Vibiznews – Index) – Perdagangan bursa saham Asia-Pasifik akhir pekan hari Jumat (09/08) ditutup mixed karena kekhawatiran tegangnya perdagangan global berlanjut dan investor mencerna data makro dari Cina dan Jepang.
Pihak Gedung Putih diberitakan menunda keputusan tentang lisensi untuk perusahaan AS memulai kembali bisnis dengan Huawei Technologies Co setelah perusahaan China menghentikan pembelian produk pertanian AS.
Bursa saham China jatuh setelah rilis data inflasi China yang mixed. Indeks Shanghai Composite berakhir turun 19,80 poin atau 0,71 persen menjadi 2.774,75. Demikian juga indeks Hang Seng Hong Kong berakhir turun 0,69 persen menjadi 25.939,30 dipengaruhi berita demonstran berkumpul di bandara internasional Hong Kong untuk menegaskan kembali tuntutan mereka akan hak asasi manusia dan kebebasan dan menempatkan kasus mereka di depan audiensi internasional.
Bursa saham Jepang menguat setelah data menunjukkan ekonomi negara itu tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan pada kuartal kedua. PDB Jepang tumbuh 0,4 persen secara berurutan pada kuartal kedua 2019, mengalahkan ekspektasi untuk kenaikan 0,1 persen. Namun lebih rendah dari kenaikan 0,7 persen dalam tiga bulan sebelumnya. Indeks Nikkei naik 91,47 poin atau 0,44 persen menjadi 20.684,82.
Saham Top Gainers dipimpin oleh saham sektor pertambangan, tekstil dan pakaian jadi, dan instrumen presisi. Shiseido melonjak 8,1 persen dan Toray Industries melonjak 6,1 persen karena pendapatan yang solid.
Bursa saham Seoul naik tajam karena yuan Tiongkok tetap stabil setelah rilis inflasi konsumen dan data inflasi produsen. Indeks Kospi naik 17,14 poin atau 0,89 persen menjadi 1.937,75. Saham YG Entertainment merosot 11 persen setelah polisi meluncurkan penyelidikan awal terhadap kecurigaan bahwa pendiri perusahaan terlibat dalam perjudian di luar negeri.
Dikawasan pasifik terjadi pergerakan yang mixed, dimana pasar saham Australia menambah keuntungan moderat, dipimpin oleh saham bank dan penambang. Indeks acuan ASX 200 naik 16,30 poin atau 0,25 persen menjadi 6.584,40. Sedangkan saham Selandia Baru berfluktuasi sebelum berakhir sedikit berubah dengan bias negatif turun 0,01%. Saham Investore Property melonjak lebih dari 5 persen ke rekor tertinggi harian sebelum berakhir 1,6 persen lebih tinggi.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang