Lonjakan Harga Minyak Support Keuntungan Saham Bursa Amerika

693

(Vibiznews – Index) – Kinerja bursa saham Amerika kali ini mendapat support dari pergerakan harga minyak mentah yang melonjakkan saham-saham sektor energy, sehingga penutupan sesi beberapa saat lalu Kamis (29/08) semua indeks mendapat keuntungan yang lumayan.

Harga minyak mentah dunia alami lonjakan setelah data dari EIA menunjukkan persediaan minyak mentah AS anjlok 10 juta barel pekan lalu, dibandingkan dengan ekspektasi pasar penurunan 2,1 juta.  Namun penguatan dibatasi oleh kekhawatiran pertumbuhan global terus membebani di tengah ketegangan perang dagang yang sedang berlangsung dan juga meningkatnya peluang Brexit tanpa kesepakatan.

Pada penutupan bursa Wall Street, indeks   Dow Jones melonjak 258,20 poin atau 1 persen menjadi 26.036,10, indeks Nasdaq naik 29,94 poin atau 0,4 persen menjadi 7.856,88 dan indeks S&P 500 naik 18,78 poin atau 0,7 persen menjadi 2.887,94. Indeks berhasil rebound dari perdagangan sebelumnya yang merah.

Laporan dari Administrasi Informasi Energi (EIA) mengatakan persediaan minyak mentah turun 10,0 juta barel dalam pekan yang berakhir 23 Agustus dibandingkan dengan perkiraan penurunan 2,1 juta barel.

Mencerminkan kekuatan di sektor energi, Philadelphia Oil Service Index melonjak 3,6 persen, NYSE Arca Natural Gas Index melonjak 2,4 persen dan NYSE Arca Oil Index naik 1,7 persen.

Kekuatan signifikan juga muncul di antara saham-saham transportasi, seperti tercermin oleh lonjakan 1,8 persen oleh Dow Jones Transportation Average. Saham baja, keuangan, dan jaringan juga menunjukkan pergerakan kuat, bergerak lebih tinggi bersama dengan sebagian besar sektor utama lainnya.

Rebound di Wall Street ini juga mendapat support tambahan dari posisi imbal hasil obligasi AS yang naik dari level terburuk sepanjang sesi, meskipun masih di area yang negatif. Sebelumnya pada hari itu, spread negatif antara yield sepuluh tahun dan dua tahun melebar ke level terendah sejak 2007, dengan kurva yield terbalik dan dilihat sebagai indikator bahwa resesi AS semakin kuat.

Gedung Putih telah berusaha untuk mengurangi kekhawatiran resesi, meskipun kurva hasil terbalik dikombinasikan dengan perang perdagangan AS-China yang meningkat telah menimbulkan ketidakpastian di Wall Street.

 

 

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting  
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here