(Vibiznews – Index) – Pergerakan harga saham awal pekan di bursa kawasan Asia Pasifik pada akhir sesi hari Senin (02/09) bervariasi karena diberlakukannya tarif impor oleh Amerika Serikat dan Cina sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global, sementara itu investor mencerna data manufaktur China yang lebih baik dari perkiraan.
Bursa saham China Daratan melonjak pada hari itu, dengan indeks komposit Shanghai menguat 1,31% menjadi 2.924,11 dan komponen Shenzhen naik 2,18% menjadi 9.569,47. Indeks disupport oleh saham sektor teknologi yang mendapat dorongan dari pernyataan hari Minggu tentang pentingnya berinvestasi di ruang teknologi tinggi, karena indeks Chinext melonjak 3,04% menjadi sekitar 1.944,42.
Dewan Negara China telah mengumumkan lebih banyak langkah untuk mendukung ekonominya pada hari Minggu. Dalam pernyataan itu, yang aslinya diposting dalam bahasa Mandarin, dikatakan bahwa itu langkah yang sangat penting pada pengembangan sektor-sektor seperti infrastruktur, teknologi tinggi, dan transformasi industri tradisional.
Namun, di Hong Kong, indeks Hang Seng anjlok 0,64% oleh sentimen ketegangan yang memburuk di kota pasca putaran baru unjuk rasa yang terjadi selama akhir pekan. Saham operator kereta api MTR anjlok lebih dari 3%, dengan infrastruktur di beberapa stasiun rusak dalam beberapa hari terakhir.
Dikawasan lain, indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,41% ditutup pada 20.620,19 sekalipun posisi yen Jepang juga sedang melemah terhadap dolar AS. Sedangkan perdagangan saham di bursa Korea Selatan menguat tipis, dengan indeks Kospi mengakhiri sesi lebih tinggi dengan kenaikan 0,07% pada 1,969.19.
Dikawasan pasifik indeks bursa juga mixed dengan bursa saham Australia anjlok cukup signifikan sedang bursa New Zealand bergerak kuat. Indeks ASX 200 anjlok 0,44% sedangkan indeks NZX 50 menguat 0,75%. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang turun 0,32%.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang



