(Vibiznews – Index) – Bursa saham Amerika alami kerugian profit taking setelah dibuka pasca libur Hari Buruh, retreat dari posisi untung perdagangan akhir pekan lalu yang dipicu pengaduan China terhadap AS di WTO terkait tarif impor dan juga tertekan oleh posisi yuan mencapai titik terendah baru.
Tekanan jual saham juga datang dari rilis data PMI manufaktur dan konstruksi Amerika yang mengecewakan dimana indeks PMI manufaktur adanya kontraksi pertama dalam aktivitas selama tiga tahun, sehingga meningkatkan kekhawatiran resesi.
Pada penutupan bursa wall Street Rabu dini hari (04/09), indeks Dow Jones turun 333,75 poin atau 1,3 persen pada 26.069,53 setelah mengakhiri perdagangan Jumat lalu di level penutupan terbaik dalam hampir sebulan. Indeks Nasdaq turun 70,40 poin atau 0,9 persen menjadi 7.892,48 dan indeks S&P 500 turun 21,57 poin atau 0,7 persen pada 2.904,89.
Anjloknya harga saham-saham awal sesi sebagai reaksi terhadap tarif baru AS – China yang menambah ketegangan baru dalam perang dagang. AS secara resmi mengenakan tarif 15 persen untuk impor Tiongkok senilai sekitar $ 112 miliar, yang mengarah ke tarif pembalasan Cina atas barang-barang AS yang bernilai miliaran dolar.
Presiden Donald Trump mengulangi klaimnya dalam sambutannya kepada wartawan pada hari Minggu bahwa Cina membayar tarif dengan mendevaluasi mata uang mereka. Trump mengindikasikan AS dan para pejabat Cina masih berencana untuk bertemu untuk pembicaraan perdagangan bulan ini tetapi berpendapat AS tidak dapat membiarkan China merobek kita lagi sebagai sebuah negara.
Dalam serangkaian tweetnya, Trump mengancam untuk lebih keras terhadap China jika dia memenangkan pemilihan kembali dan menolak saran bahwa dia bekerja dengan Uni Eropa untuk mengejar praktik perdagangan Tiongkok.
Saham kemudian alami penurunan lebih lanjut setelah rilis laporan dari Institute for Supply Management yang menunjukkan aktivitas manufaktur AS turun untuk pertama kalinya dalam tiga tahun. Indeks turun menjadi 49,1 pada Agustus setelah merosot ke 51,2 pada Juli, dengan angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi dalam aktivitas manufaktur.
Melihat pergerakan secara sektoral, saham baja telah menunjukkan langkah signifikan ke sisi ngatif pada hari itu, setelah rebound dari tiga sesi sebelumnya. NYSE Arca Steel Index telah anjlok 3,1 persen, menarik kembali ke penutupan terendah hampir tiga tahun yang dicapai seminggu yang lalu.
Kelemahan yang cukup besar juga tetap terlihat di antara saham energi, meskipun tekanan jual telah berkurang karena harga minyak mentah telah naik dari level terburuknya hari itu.
Saham-saham perbankan, bioteknologi, dan semikonduktor juga alami kelemahan penting, sementara saham emas terus melawan tren turun di tengah kenaikan tajam oleh harga logam mulia.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang