Bursa Asia Berakhir Sebagian Besar Positif; Pesimisme Perdagangan AS-China Muncul

1195

(Vibiznews – Index) Bursa Saham Asia sebagian besar naik ada hari Jumat (20/19) mencerna perkembangan perdagangan AS-China yang mengurangi harapan tercapainya kesepakatan antara kedua negara tersebut.

Saham China Daratan lebih tinggi, indeks Shanghai naik 0,24% menjadi sekitar 3.006,45 dan indeks Shenzhen menambahkan 0,162% menjadi sekitar 1,675,35.

Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,13% pada 26435.67.

Bank Rakyat Tiongkok merilis suku bunga pinjaman baru (LPR) pada hari Jumat. Suku bunga dasar pinjaman 1 tahun dipotong menjadi 4,2%, dibandingkan dengan 4,25% sebulan lalu, sementara suku bunga pinjaman 5 tahun tidak berubah dari bulan sebelumnya sebesar 4,85%.

LPR adalah tingkat bunga yang dibebankan bank kepada pelanggan mereka yang paling layak kredit dan pembenahan diumumkan oleh bank sentral Cina pada bulan Agustus dalam upaya untuk menurunkan biaya pinjaman untuk meningkatkan ekonomi negara.

Di tempat lain, indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,16% pada hari itu menjadi 22.079,09 sementara indeks Topix ditutup kurang dari 0,1% lebih tinggi pada 1,616,23.

Inflasi konsumen inti Jepang melambat ke level terendah dua tahun pada Agustus, naik 0,5% pada Agustus dari tahun sebelumnya, dan melambat dari kenaikan 0,6% pada Juli. Itu adalah laju kenaikan paling lambat sejak Juli 2017, ketika indeks naik 0,5%.

Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,54% untuk mengakhiri hari perdagangannya di 2,091,52

Indeks ASX 200 Australia ditutup 0,2% lebih tinggi pada 6,730.80.

Investor akan mengawasi perkembangan perdagangan AS-China menyusul perkembangan semalam. South China Morning Post melaporkan pada hari Kamis bahwa penasihat Trump Michael Pillsbury memperingatkan AS siap untuk meningkatkan perang perdagangan jika kesepakatan tidak segera tercapai, mengutip sebuah wawancara di Hong Kong.

Sementara itu, Hu Xijin – pemimpin redaksi media pemerintah Cina Global Times – mentweet semalam bahwa China “tidak ingin mencapai kesepakatan seperti yang dipikirkan pihak AS.”

Perkembangan itu terjadi ketika AS dan China diperkirakan akan mengadakan negosiasi perdagangan tingkat tinggi dalam beberapa minggu mendatang, karena mereka berusaha mencapai kesepakatan untuk mengakhiri pertarungan tarif dengan kedua belah pihak yang dikenakan bea atas barang-barang satu sama lain bernilai miliaran dolar.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Asia akan mencermati perkembangan perdagangan akhir pekan ini. Jika pesimisme negosiasi dagang terus menguat, akan menekan bursa global dan sebaliknya.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here