Bursa Asia Mixed Dibayangi Ketidakpastian Negosiasi Dagang AS-China

1003

(Vibiznews – Index) Bursa Saham Asia berakhir mixed pada hari Rabu (09/10) di tengah meningkatnya ketidakpastian negosiasi perdagangan AS dan China yang akan dimulai akhir pekan ini.

Saham China Daratan pulih dari penurunan sebelumnya, dengan indeks Shanghai naik 0,39% menjadi sekitar 2.924,86 dan indeks Shenzhen naik 0,654% menjadi sekitar 1,609.10.

Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,81% pada 25682.81, dengan saham raksasa teknologi Cina Tencent turun 1,42%.

Di tempat lain, indeks Nikkei 225 di Jepang tergelincir 0,61% pada hari ini menjadi 21.456,38 sementara indeks Topix turun 0,3% menjadi ditutup pada 1.581,70.

Di Australia, indeks ASX 200 menyelesaikan hari perdagangannya 0,71% lebih rendah pada 6.546,70.

Pasar di Korea Selatan ditutup pada hari Rabu untuk liburan.

Saham pemasok Apple di Asia beragam menyusul kecaman dari media pemerintah China atas keputusan raksasa teknologi AS itu untuk mengizinkan aplikasi di app store-nya digunakan oleh pengunjuk rasa di Hong Kong. Aplikasi yang dimaksud, HKmap.live, melacak pergerakan polisi di sekitar kota.

Di Jepang, saham Sharp turun 2,88% sementara Murata Manufacturing naik 0,16%.

Saham kontrak pabrikan Pegatron turun 2%, seperti halnya saham Taiwan Semiconductor Manufacturing Company, yang turun 1,57%. Perakit iPhone Hon Hai Precision Industry, lebih dikenal sebagai Foxconn, juga turun 1,49%.

Saham Luxshare yang berbasis di Cina tergelincir 0,95% sementara GoerTek pulih dari penurunan sebelumnya naik 0,77% pada hari itu. Kedua perusahaan merakit AirPods Apple.

Saham Sunny Optical di Hong Kong jatuh 3,34% sementara AAC Tech juga turun 2,67%, pada jam terakhir perdagangan mereka.

Pergerakan terjadi karena investor bereaksi terhadap perkembangan semalam di ketegangan AS-China. Washington memperluas daftar hitam perdagangannya untuk memasukkan beberapa perusahaan intelijen artifisial top China pada hari Senin, sebagai tanggapan atas dugaan perlakuan Beijing terhadap mayoritas etnis minoritas Muslim. Untuk bagiannya, Kementerian Perdagangan China mengatakan AS harus berhenti mencampuri urusan dalam negeri negara itu dan menghapus entitas yang relevan dari daftar sesegera mungkin.

Perkembangan terbaru itu mengaburkan prospek negosiasi perdagangan AS-China yang akan datang, yang dijadwalkan dimulai pada Kamis di tengah prospek kenaikan tarif dari Washington untuk barang-barang dari Beijing. Gedung Putih telah menjadwalkan kenaikan tarif AS atas barang-barang Tiongkok senilai $ 250 miliar menjadi 30% dari 25% pada 15 Oktober. Presiden AS Donald Trump mengatakan peningkatan bea masuk akan dimulai jika tidak ada kemajuan dalam negosiasi perdagangan bilateral.

Semalam di Wall Street, saham anjlok di tengah pesimisme kesepakatan perdagangan AS-China. Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 313,98 poin menjadi ditutup pada 26.164,04 sementara indeks S&P 500 tergelincir 1,6% untuk mengakhiri hari perdagangan di Amerika Serikat 2.893,06. Indeks Nasdaq turun 1,7% menjadi ditutup pada 7.823,78.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Asia akan mencermati sentimen-sentimen terkait pertemuan negosiasi dagang AS-China akhir pekan ini, yang jika memberikan sentimen positif akan menguatkan bursa. Namun jika masih dalam ketidakpastian dapat menekan bursa Asia.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here