(Vibiznews – Index) Pasar Saham Asia Pasifik bergerak hati-hati pada hari Selasa (15/10) setelah keraguan baru muncul terkait kesepakatan parsial perdagangan AS-China.
Di Korea Selatan, indeks Kospi naik sedikit lebih tinggi ke 2.067,92.
Indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 1,33% setelah pasar Jepang tutup pada Senin untuk hari libur umum. Indeks Topix menambahkan 1,31%.
Indeks ASX 200 Australia menelusuri kembali kerugian awal untuk diperdagangkan naik 0,05%. Subindex keuangan yang sangat tertekan membalikkan penurunan untuk diperdagangkan naik 0,29% sementara sektor energi turun 0,57% dan bahan-bahan turun 0,96%.
Semalam bursa saham ditutup sedikit lebih rendah di Wall Street dan menurun di pasar utama Eropa.
China menginginkan putaran pembicaraan lain sebelum menandatangani apa yang oleh Presiden A. Donald Trump pekan lalu disebut sebagai “kesepakatan fase satu yang sangat substansial” antara kedua negara, kata sebuah sumber kepada CNBC pada hari Senin.
Akhir Pekan lalu, Trump mengumumkan perjanjian perdagangan parsial yang akan membahas masalah kekayaan intelektual dan jasa keuangan, bersama dengan pembelian produk pertanian senilai sekitar $ 40 miliar hingga $ 50 miliar oleh China.
Untuk bagiannya, AS mengatakan akan menunda kenaikan tarif minggu ini atas produk-produk China senilai $ 250 miliar dari 25% menjadi 30%. Batas waktu tarif berikutnya adalah 15 Desember. Mnuchin mengatakan kepada CNBC pada hari Senin bahwa ia mengharapkan putaran tarif pertengahan Desember akan berlaku jika tidak ada kesepakatan yang dicapai antara kedua negara.
Sementara itu, media pemerintah China juga memberikan nada berhati-hati, memperingatkan AS selama akhir pekan untuk “menghindari mundur” pada perjanjian perdagangan parsial.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Asia akan mencermati perkembangan seputar perdagangan AS-China, jika muncul sentimen negatif akan menekan dan sebaliknya. Juga akan mencermati laporan data ekonomi China dan Jepang yang dirilis hari ini.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting