(Vibiznews – Forex) Dolar AS bertahan di dekat level terendah empat minggu pada hari Rabu (16/10) karena ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing terus membebani prospek pertumbuhan global.
Kerugian dolar AS paling menonjol terhadap yen Jepang, yang telah mencapai level terendah dua setengah bulan di tengah kekhawatiran perang perdagangan antara China dan Amerika Serikat akan membebani selera risiko.
Laporan-laporan dari kesepakatan perdagangan tahap pertama antara Amerika Serikat dan China minggu lalu awalnya menyemangati pasar. Kurangnya perincian perjanjian sejak itu telah mengurangi antusiasme.
Meningkatnya tarif perdagangan dari China dan Amerika Serikat selama setahun terakhir telah memaksa bank sentral untuk memotong suku bunga karena ekspektasi pertumbuhan global melemah.
Pada hari Selasa, Dana Moneter Internasional mengatakan pihaknya memperkirakan ekonomi global akan tumbuh 3,0% pada tahun 2019, laju paling lambat sejak krisis keuangan 2008-09.
Di tempat lain, Crown Norwegia melemah ke level terendah sejak Juli 2001 di 9,1925 per dolar dan terlemah terhadap Euro sejak Desember 2008.
Norwegia adalah pengekspor utama minyak, membuatnya sangat sensitif terhadap ketegangan ekonomi. Bank sentral mengatakan pekan ini mereka memperkirakan akan mempertahankan suku bunga.
Mata uang berorientasi perdagangan seperti dolar Australia dan dolar Selandia Baru juga melemah. Dolar kiwi terakhir diperdagangkan turun -0,5% di 0,6261.
Terhadap indeks enam mata uang lainnya, dolar melemah di 98,27 dan tepat di atas terendah intraday di 98,16 yang dicapai dalam perdagangan Asia, terendah dalam hampir empat minggu.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan dolar AS berpotensi lemah dengan prospek pelemahan ekonomi global seperti yang dinyatakan IMF dan meredanya optimisme perdagangan AS-China.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting