(Vibiznews – Index) – Protes anti-pemerintah di Hong Kong menyebabkan penurunan di bursa-bursa saham pasar berkembang pada hari Kamis, sementara lira Turki jatuh setelah kunjungan Presiden Tayyip Erdogan ke Washington tidak banyak mengurangi kekhawatiran tentang hubungan dengan Amerika Serikat.
Lira kehilangan 0,5% karena Presiden AS Donald Trump menggambarkan pertemuannya dengan Erdogan sebagai “luar biasa,” tetapi gagal menjelaskan bagaimana mereka akan mengatasi masalah seperti kebijakan Suriah dan pembelian sistem pertahanan Rusia oleh Turki.
Rupee India yang lebih kuat dan peso Filipina membantu membatasi penurunan indeks mata uang pasar berkembang yang lebih luas.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun hampir 1% ke level terendah satu bulan karena pengunjuk rasa melumpuhkan bagian dari pusat keuangan Asia untuk hari keempat, menutup sekolah dan memblokir jalan raya.
Indeks berada di jalur untuk penurunan mingguan terbesar dalam tiga setengah bulan. Jumlahnya hampir 8% sejak protes berubah menjadi kekerasan di bulan Juni.
Ketika ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia meningkat minggu ini, China mengatakan pihaknya mengadakan diskusi “mendalam” dengan Washington dan bahwa pembatalan tarif merupakan syarat penting untuk mencapai kesepakatan.
Saham China rebound dari posisi terendah enam bulan setelah perlambatan aktivitas industri pada Oktober menyebabkan spekulasi bahwa bank sentral akan melakukan intervensi lagi setelah memangkas suku bunga, kebijakan utama bulan ini.
Rubel Rusia menguat terhadap dolar yang melemah untuk pertama kalinya dalam lima sesi, karena data menunjukkan pertumbuhan ekonomi Rusia meningkat pada kuartal ketiga.
Peso Filipina juga menguat untuk pertama kalinya dalam hampir dua minggu setelah bank sentral mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah, seperti yang diharapkan, menyusul pertumbuhan yang lebih kuat dari perkiraan pada kuartal ketiga.
Selasti Panjaitan/Vibiznews
Editor : Asido Situmorang
