(Vibiznews – Economy & Business) Bank Indonesia mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 4,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,75%. Keputusan tersebut diambil selama pertemuan November, setelah empat kali penurunan suku bunga berturut-turut
Seperti yang dilansir dalam rilis Bank Indonesia, maka Bank Indonesia akan terus mengarahkan instrumen kebijakannya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Kebijakan makroprudensial harus tetap akomodatif untuk merangsang pinjaman bank dan memperluas pembiayaan ekonomi, sambil menjaga stabilitas sistem keuangan. Secara bersamaan, Bank Indonesia juga mempertahankan Countercyclical Capital Buffer (CCB) pada 0% dan Buffer Liquidity Macroprudential pada 4%, dengan fleksibilitas repo 4%.
Sementara itu, kebijakan sistem pembayaran dan pendalaman pasar keuangan telah diperkuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Ke depan, Bank Indonesia akan memantau perkembangan ekonomi domestik dan global dalam menggunakan ruangnya untuk menerapkan bauran kebijakan yang akomodatif dalam rangka menjaga inflasi yang terkendali dan stabilitas eksternal serta untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi.
Ekonomi Indonesia tetap tangguh meskipun mengalami perlambatan moderat sejalan dengan ekonomi global. Pertumbuhan PDB pada kuartal ketiga 2019 tetap relatif stabil pada 5,02% (yoy), meskipun turun sedikit dari 5,05% (yoy) yang tercatat pada periode sebelumnya. Pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional yang tangguh tetap konsumsi rumah tangga, didukung oleh kelas menengah yang berkembang, dampak positif dari kebijakan moneter yang konsisten untuk menjaga stabilitas harga serta pencairan program bantuan sosial pemerintah (bansos), yang telah mempertahankan konsumsi di antara yang rendah penerima -beberapa. Membangun pertumbuhan investasi tetap solid sejalan dengan pengembangan proyek infrastruktur strategis nasional. Sementara itu, ekspor terus mereda karena berkurangnya permintaan dan penurunan harga komoditas internasional, yang telah menurunkan impor dan investasi non-bangunan yang lebih lemah. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mendapatkan kembali momentum kenaikan pada kuartal keempat 2019 pada tren musiman sejalan dengan ekspansi fiskal. Akibatnya, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi mencapai sekitar 5,1% pada 2019.
Nilai tukar rupiah terus menguat sejalan dengan membaiknya kinerja BOP. Pada November 2019, rupiah terapresiasi dengan rata-rata 0,42% meskipun mengalami depresiasi 0,41% (ptp) dibandingkan dengan level yang tercatat pada akhir Oktober 2019. Oleh karena itu, sejak awal tahun, rupiah telah naik 2,03% (ytd) per 20 November 2019. Rupiah yang kuat didukung oleh pasokan valuta asing dari eksportir dan aliran masuk modal asing yang tetap baik karena prospek ekonomi nasional yang baik, pasar keuangan domestik yang sangat menarik dan sedikit ketidakpastian di pasar keuangan global. Ke depan, Bank Indonesia yakin bahwa nilai tukar rupiah akan tetap stabil sejalan dengan nilai fundamental mata uang dan mekanisme pasar yang terjaga.
Inflasi yang rendah dan stabil tetap terkendali. Inflasi CPI pada Oktober 2019 tercatat 0,02% (mtm) setelah mencatat deflasi 0,27% (mtm) pada bulan sebelumnya. Secara tahunan, inflasi CPI berada pada 3,13% (yoy) pada Oktober 2019, turun dari 3,39% (yoy) pada September 2019. Inflasi tetap terkendali sesuai dengan inflasi inti yang lebih rendah sebagai hasil dari ekspektasi inflasi yang rasional dan konsistensi kebijakan moneter oleh Bank Indonesia. untuk menjaga stabilitas harga, mengelola permintaan agregat, memastikan pergerakan nilai tukar sejalan dengan nilai fundamental mata uang dan meminimalkan dampak harga global. Makanan yang mudah menguap mengalami periode deflasi yang lain, meskipun lebih dangkal dari periode sebelumnya. Sementara itu, tekanan inflasi pada harga administered tetap stabil. Secara kumulatif pada Oktober 2019, oleh karena itu, inflasi headline berada di 2,22% (ytd). Bank Indonesia memproyeksikan inflasi rendah akan berlanjut, sehingga mempertahankan inflasi CPI pada tahun 2019 sekitar 3,1%. Ke depan, Bank Indonesia akan secara konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah pusat dan daerah untuk mengendalikan inflasi di dalam koridor target.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting