(Vibiznews – Index) – Saham Eropa diperdagangkan sedikit lebih rendah pada hari Senin karena data ekspor Tiongkok yang lemah menyoroti dampak merugikan dari perang dagang yang berkepanjangan dengan AS.
Pan-European Stoxx 600 tergelincir 0,1% lebih rendah dengan sektor perminyakan dan gas turun 0,9% untuk memimpin kerugian sementara saham ritel menguat 0,7%.
Ekspor China menurun pada bulan November untuk bulan keempat berturut-turut, turun 1,1% YoY dibandingkan dengan ekspansi 1% yang diantisipasi oleh para analis.
Saham Asia sedikit lebih tinggi di perdagangan sore, dipimpin oleh Jepang di belakang data ekonomi yang kuat untuk kuartal ketiga, sementara saham China daratan melayang di sekitar garis datar.
Saham global mengambil alih penguatan dari Wall Street pada hari Jumat, dengan rata-rata industri Dow Jones melonjak lebih dari 300 poin menyusul laporan pekerjaan AS yang sangat kuat.
Minggu ini akan menjadi minggu yang sangat penting dengan pemilih Inggris menuju pemilihan pada Kamis. Perdana Menteri Boris Johnson selama akhir pekan berjanji untuk mengurangi imigrasi dalam Brexit “transformatif”, dalam permohonan terakhir kepada pemilih karena kepemimpinannya dalam jajak pendapat atas oposisi utama Partai Buruh telah menyempit akhir-akhir ini.
Sementara itu, Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan Prancis siap menghadapi ancaman dari Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif pada barang-barang Prancis ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), di tengah perselisihan tentang pajak Perancis pada raksasa internet Amerika.
Data impor dan ekspor Jerman untuk Oktober,yang diterbitkan sebelum bel penutupan bursa, memgejutkan pasar dengan naik 1,2% meskipun ada ketegangan perdagangan global.
Saham Osram Licht melonjak 14,4% selama perdagangan pagi setelah pembuat chip AMS mengumumkan bahwa tawaran pengambilalihan untuk produsen sistem penerangan Jerman telah berhasil sehingga harga saham AMS turun 3,1 persen.
Harga sahamPemenang penting lainnya adalah Carl Zeiss Meditec, yang naik 9,6% setelah Deutsche Bank meningkatkan stok perusahaan Jerman untuk “membeli” dari “tahan” dan meningkatkan target harganya.
Saham Tullow Oil anjlok lebih dari 59% setelah CEO raksasa minyak Inggris Paul McDade mengundurkan diri dengan segera dan perusahaan membatalkan dividennya di tengah kesulitan yang berkelanjutan dalam operasi perusahaan.
Selasti Panjaitan/Vibiznews
Editor : Asido Situmorang
