Inflasi China Mencapai Posisi Tertinggi Sejak 2012

844

(Vibiznews – Economy) – Inflasi harga konsumen China melaju ke level tertinggi sejak awal 2012 pada bulan November seperti yang dilaporkan Biro Statistik Nasional (NBS) China pada hari  Selasa (10/12). Biro beralasan lompatan inflasi karena gangguan pada pasokan daging babi mendorong inflasi makanan. Laporan lain dari NBS menunjukkan bahwa harga produsen turun untuk bulan kelima berturut-turut di bulan November.

Inflasi harga konsumen naik lebih dari yang diperkirakan menjadi 4,5 persen pada November dari 3,8 persen pada Oktober. Ini adalah data yang tertinggi sejak Januari 2012. Dan sebelumnya indeks  diperkirakan naik 4,3 persen.

China Inflation Rate

Harga makanan melonjak 19,1 persen setiap tahun di bulan November. Harga daging babi meningkat tajam sebesar 110,2 persen karena flu babi Afrika secara dramatis mengurangi populasi babi yang menyebabkan gangguan pada pasokan. Pada saat yang sama, harga non-makanan naik hanya 1 persen.

Tidak termasuk makanan dan energi, inflasi inti melambat ke 1,4 persen pada November menurut data yang dirilis. Secara bulanan, inflasi harga konsumen turun menjadi 0,4 persen dari 0,9 persen pada Oktober.

Harga produsen turun 1,4 persen per tahun tetapi lebih lambat dari penurunan 1,6 persen yang terlihat pada bulan sebelumnya. Ekonom telah memperkirakan penurunan 1,5 persen untuk November. Secara bulanan, harga produsen turun 0,1 persen  mengimbangi kenaikan 0,1 persen pada Oktober.

Sebagai informasi, tingkat inflasi di Cina rata-rata 5,13 persen dari 1986 hingga 2019, dan mencapai tertinggi sepanjang masa 28,40 persen pada Februari 1989 dan rekor terendah -2,20 persen pada April 1999.

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting  
Editor: Asido Situmorang 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here