(Vibiznews-Forex)– Pergerakan pair USDJPY pada hari Selasa (17/12) masih berjuang untuk memperpanjang pemulihan sebelumnya di tengah keraguan pasar atas optimisme terbaru di sekitar kesepakatan AS-China fase-satu dan kekhawatiran Hard Brexit. Salah satu media di China memberitakan hubungan perdagangan AS dan China disebut sebagai gencatan senjata yang berisik. Media tersebut juga menyebutkan bahwa pebisnis dan mantan pejabat perdagangan di China waspada dengan kesepakatan terbaru.
Berita lain tentang Brexit, berita Telegraph menyoroti bagaimana Brexit yang keras masih merupakan kemungkinan terjadi mengingat suara mayoritas yang dimiliki PM Boris Johnson dan niatnya untuk mengeluarkan Inggris dari UE sesegera mungkin. “Perdana Menteri akan menggunakan suara mayoritas untuk mendorong melalui RUU yang diubah secara radikal yang akan mencegah Parlemen memperpanjang periode transisi setelah 31 Desember tahun depan,” bunyi artikel itu.
Dari Jepang, pertemuan kebijakan moneter oleh Bank Jepang (BOJ) dan data inflasi utama juga akan menghibur momentum investor sepanjang pekan ini. Sementara BOJ tidak diharapkan untuk mengubah kebijakan moneter saat ini, apresiasi terhadap langkah-langkah fiskal terbaru dapat membantu penguatan yen Jepang. Data inflasi Jumat bisa terus memberikan tekanan downside pada mata uang Jepang.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair USDJPY yang dibuka pada 109.53 kini berada di posisi 109.53. Pair sempat naik ke puncak harian di 109.62, dan kini pair berusaha naik kembali ke puncak tersebut. Jika tembus akan mendaki ke kisaran resisten kuatnya di R1. Namun jika bergerak sebaliknya akan turun kembali ke posisi 109.48 dan jika tembus meluncur ke support kuatnya.
| R3 | R2 | R1 | Pivot | S1 | S2 | S3 |
| 110.24 | 109.87 | 109.66 | 109.45 | 109.28 | 109.07 | 108.88 |
| Buy Avg | 109.66 | Sell Avg | 109.38 |
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting


