(Vibiznews-Forex)– Pergerakan pair GBPUSD pada hari Rabu (18/12) akhir sesi Asia tetap di bawah tekanan sekitar 1,3100 setelah merosot paling berat dalam 13 bulan. Pair mengkhawatirkan Brexit yang keras sementara kekuatan dolar AS baru-baru ini telah menambah kekhawatiran bag investor.
Pemimpin Tory siap mengajukan rancangan undang-undang yang akan menghalangi transisi Uni Eropa (UE) melampaui 2020. Namun, para pemimpin regional skeptis menyetujui kesepakatan selama waktu singkat dan meningkatkan kemungkinan tidak ada kesepakatan Brexit. Selain itu juga pair tertekan komentar Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon tentang keluarnya Skotlandia dari Inggris.
Sebagai katalis penggerak selanjutnya, para investor akan berkonsentrasi terutama pada data inflasi bulan November yang diperkirakan akan menunjukkan data yang lebih rendah dari periode sebelumnya.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair GBPUSD yang dibuka pada 1.3128 ini berada di posisi 1.3109. Pair berusaha mendaki ke posisi pembukaan dan jika tembus akan lanjut ke pivot sebelum sampai R1. Namun jika bergerak sebaliknya akan turun ke posisi terendah sesi Asia di 1.3071 dan jika tembus meluncur ke S1.
| R3 | R2 | R1 | Pivot | S1 | S2 | S3 |
| 1.3481 | 1.3445 | 1.3377 | 1.3345 | 1.3285 | 1.3242 | 1.3180 |
| Buy Avg | 1.3173 | Sell Avg | 1.3064 |
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting



