(Vibiznews – Index) – Mengakhiri perdagangan saham akhir pekan pertama tahun 2020, bursa saham Asia ditutup dalam kinerja beragam karena investor menimbang prospek meningkatnya ketegangan geopolitik setelah serangan udara AS menewaskan personil militer Iran, Qassem Soleimani.
Pasar saham Jepang hati ini ditutup untuk hari libur umum. Dan untuk perdagangan saham China tergelincir ke zona merah tetapi membukukan kenaikan mingguan kelima di tengah mencairnya ketegangan perdagangan China-AS dan harapan pelonggaran kebijakan lebih lanjut untuk menopang perekonomian. Indeks Shanghai Composite turun tipis menjadi 3.083,79 sementara indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,32 persen menjadi 28.451,50.
Bursa saham Korea Selatan mencetak untung dengan indeks Benchmark Kospi berakhir naik 1,29 poin menjadi 2.176,46. Ditopang oleh Saham Refiners SK Innovation dan S-Oil yang naik sekitar 2 persen, namun dibatasi saham produsen mobil Hyundai Motor turun 1,7 persen dan afiliasinya Kia Motors kehilangan 1,2 persen.
Keuntungan juga dicapai oleh pasar saham Australia yang ditopang oleh kinerja saham bank dan penambang memimpin lonjakan. Indeks acuan ASX 200 naik 42,90 poin, atau 0,64 persen, menjadi berakhir pada 6.733,50. Saham tambang menguat ditopang oleh kenaikan harga bijih besi yang angkat saham BHP dan Rio Tinto berakhir masing-masing setengah persen dan 0,2 persen. Saham Empat bank besar naik antara setengah persen dan 0,7 persen.
Di buraa aaham Selandia Baru naik tajam dalam perdagangan perdana awal tahub setelah dua hari libur. Indeks NZX 50 naik 101,24 poin, atau 0,88 persen, menjadi 11.593,14 karena optimisme atas kesepakatan perdagangan China-AS dan langkah pelonggaran kebijakan China.
Dibursa Malaysia, Indeks Komposit KLSE naik 0,3 persen setelah rilis data perdagangan. Ekspor Malaysia turun secara tak terduga pada November, sementara impor turun pada tingkat yang lebih lambat dari yang diperkirakan.
Jul Allens, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting