Pemburuan Aset Safe Haven Lumpuhkan Perdagangan Bursa Asia Awal Pekan

487

(Vibiznews – Index) – Mengakhiri perdagangan saham awal pekan kedua tahun 2020, bursa saham Asia ditutup ambruk oleh kuatnya permintaan aset safe haven seperti emas dan yen setelah Iran bersumpah akan balas dendam terhadap Amerika Serikat karena membunuh komandan tertinggi Qasem Soleimani dan Presiden AS Donald Trump mengancam Irak dengan sanksi keras jika negara itu memaksa pasukan AS keluar dari negaranya.

Bursa saham China menyerah dari kenaikan awal sesi dengan indeks benchmark Shanghai menguat 0.01% karena meningkatnya ketegangan militer di Timur Tengah. Selain itu juga data pertumbuhan sektor swasta China menurun pada Desember oleh karena performa manufaktur dan jasa mencatat pertumbuhan yang lebih lemah.

Indeks Hang Seng Hong Kong berakhir turun 0,79 persen menjadi 28.226,19. Tertekan data pertumbuhan sektor swasta Hong Kong yang kontraksi dalam pada bulan Desember, meskipun agak membaik menurut laporan HIS Healthcare.

Perdagangan saham Jepang anjlok parah dan memimpin kerugian saham di kawasan Asia oleh aksi profit taking. Indeks Nikkei turun 1,91 persen menjadi 23.204,86, mencapai level terendah satu bulan. Saham pembuat mobil Honda Motor dan Toyota Motor anjlok 2-3 persen karena posisi yen mencapai tertinggi tiga bulan. Saham Nissan Motor turun 1,7 persen karena mantan kepala Carlos Ghosn melarikan diri dari Jepang sebelum persidangan atas tuduhan pelanggaran keuangan.

Bursa saham Korea Selatan di Seoul merosot di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan harga minyak global dapat lebih lanjut melemahkan kemerosotan ekspor Korea Selatan. Terpantau indeks  Kospi turun 21,39 poin, atau 0,98 persen, menjadi 2.155,07.

Pasar saham Australia pulih dari penurunan awal hingga berakhir sedikit lebih tinggi dengan indeks ASX200 turun 0,04%, didominasi pelemahan saham-saham perbankan besar namun dibatasi oleh kenaikan saham pertambangan. Saham  Bank ANZ, Commonwealth dan NAB turun antara 0,4 persen dan 0,7 persen sementara itu saham  BHP kelas berat pertambangan naik 0,6 persen dan Fortescue Metals Group bertambah 0,2 persen.

Namun bursa saham Selandia Baru berfluktuasi sebelum berakhir sedikit lebih tinggi dengan indeks acuan NZX 50 naik 34,18 poin, atau 0,29 persen menjadi 11.627,32. Di Singapura, indeks Straits Times Singapura turun 0,8 persen. Demikian juga pelemahan terjadi pada perdagangan saham Indonesia di BEI dengan IHSG anjlok 1,04%.

Jul Allens, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here