Mayoritas Bursa Asia Kamis 9 Januari Bangkit Dan Cetak Untung Besar

464

(Vibiznews – Index) – Keuntungan cukup besar yang terjadi di bursa saham Wall Street berhasil ditularkan pada perdagangan bursa saham Asia hari Kamis (09/01/2020), dengan indeks utama ditutup menguat signifikan  menyambut tanggapan marah Presiden AS Donald Trump terhadap serangan rudal Iran.

Presiden AS Donald Trump mengatakan tidak ada korban dari serangan hari Rabu Iran terhadap pasukan AS di Irak, dan mengindikasikan bahwa AS akan memukul Iran dengan sanksi baru, tetapi tidak menanggapi secara militer.

Indeks Shanghai Composite China berakhir naik 27,99 poin, atau 0,91 persen, pada 3.094,88 imbas rilis data inflasi yang lumayan. Indeks Hang Seng Hong Kong naik sebanyak 1,68 persen menjadi berakhir pada 28.561.

Harga konsumen China meningkat dengan kecepatan tetap pada bulan Desember, menurut  sebuah laporan Biro Statistik Nasional. Inflasi naik 4,5 persen tahun ke tahun di bulan Desember, tingkat yang sama seperti yang terlihat di bulan November. Inflasi diperkirakan naik menjadi 4,7 persen.

Namun untuk harga produsen turun 0,5 persen yoy setelah berkurang 1,4 persen  bulan lalu. Merupakan bulan keenam kontraksi karena produsen berjuang dengan lemahnya permintaan di tengah perang dagang.

Bursa saham Jepang membukukan keuntungan kuat karena safe-haven yen mundur oleh meredanya  kekhawatiran konflik habis-habisan di Timur Tengah. Indeks  Nikkei melonjak 535,11 poin, atau 2,31 persen, menjadi 23.739,87. Didongkrak oleh saham Kelas berat pasar Fast Retailing naik 2,7 persen, Fanuc naik 1,9 persen dan SoftBank Group melonjak 4,7 persen.

Bursa saham Seoul melonjak karena saham pembuat chip memperpanjang kenaikan untuk hari kedua di tengah meredanya kekhawatiran seputar konflik Timur Tengah. Indeks Benchmark Kospi menguat 35,14 poin, atau 1,63 persen, menjadi 2.186,45, merupakan  kenaikan satu hari tertajam sejak 30 Agustus 2019. Saham kelas berat Samsung Electronics naik 3,2 persen dan SK Hynix menguat 1,6 persen.

Pasar saham di Australia naik tajam, dengan saham perusahaan pertambangan dan energi memimpin lonjakan karena pembalasan Iran sejauh ini ternyata diukur dan tidak menyebabkan korban di AS. Indeks acuan  ASX 200 naik 56,60 poin, atau 0,83 persen, menjadi 6.874,20, dengan saham penambang BHP, Fortescue Metals Group dan Rio Tinto naik antara 1,2 persen dan 1,7 persen karena harga bijih besi  menuju harga tertinggi lima bulan di tengah harapan pemulihan permintaan yang kuat di pabrik-pabrik Cina menjelang liburan lokal.

Untuk data ekonomi di Australia, surplus perdagangan Australia meningkat menjadi A$ 5,8 miliar pada November dari A$ 4,07 miliar pada Oktober karena ekspor yang lebih tinggi. Sebelumnya surplus diperkirakan naik sedikit menjadi A$ 4,1 miliar.

Namun untuk bursa saham Selandia Baru retreat dari  kenaikan awal  dengan indeks acuan NZX-50 turun 19,30 poin  atau 0,17 persen  menjadi 11.537,68. Saham Air New Zealand melonjak 2,1 persen karena harga minyak mentah rebound.

Pelemahan indeks juga terjadi di bursa saham Indonesia (BEI) dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,78% dan saham-saham yang menjadi pendorong indeks dari sektor agri dan aneka industri.

Jul Allens, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here