(Vibiznews – Index) – Mengakhiri perdagangan bursa saham kawasan Asia akhir pekan hari Jumat (10/01/2020), indeks utamanya ditutup lebih tinggi dari perdagangan sebelumnya di tengah meredanya ketegangan AS-Iran dan jelang rilis laporan NFP AS Desember pada sesi Amerika.
Indeks Shanghai Composite China berakhir sedikit lebih rendah di 3.092,29 tetapi naik 0,3 persen untuk minggu ini, menandai kenaikan mingguan keenam beruntun menjelang penandatanganan kesepakatan perdagangan China-AS minggu depan. Indeks Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,27 persen menjadi 28.638,20.
Perdagangan saham Jepang menguat karena yen mencapai level terendah dua minggu versus dolar di tengah meredanya ketegangan di Timur Tengah. Indeks Nikkei ditutup naik 110,70 poin, atau 0,47 persen, menjadi 23.850,57. Secara mingguan juga Niikkei cetak penguatan mingguan. Saham-saham teknologi menguat, dengan saham Advantest naik 1,1 persen dan Tokyo Electron naik 1,5 persen.
Penguatan indeks menghiraukan data pengeluaran rumah tangga Jepang yang turun 2 persen yoy di bulan November, menyusul penurunan 5,1 persen di bulan Oktober yang dilaporkan pemerintah hari ini.
Bursa saham Seoul membukukan kenaikan kuat untuk sesi kedua berturut-turut di tengah tanda-tanda de-eskalasi ketegangan Amerika Serikat dan Iran. Indeks Kospi melonjak 19,94 poin, atau 0,91 persen ditutup pada 2.206,39, dan cetak penguatan mingguan setelah 2 pekan bearish. Ini merupakan pertama kalinya indeks ditutup lebih tinggi dari ambang 2.200 sejak 27 Desember.
Pasar saham Australia mencapai rekor tertinggi karena ketegangan AS-Iran surut dan China mengkonfirmasi rencana untuk menandatangani kesepakatan perdagangan Fase 1 dengan AS minggu depan. Indeks ASX 200 naik 54,80 poin, atau 0,80 persen, menjadi 6.929, diperkuat kekuatan saham empat bank besar naik antara 0,4 persen dan 1,2 persen. Secara mingguan juga indeks cetak penguatan.
Secara terpisah, data dari Australian Industry Group mengungkapkan bahwa sektor jasa Australia mengalami kontraksi pada bulan Desember. Indeks Kinerja Layanan turun 5,0 poin menjadi 48,7 poin pada Desember.
Bursa saham Selandia Baru naik sedikit dengan indeks acuan NZX 50 ditutup naik 14,02 poin, atau 0,12 persen, pada 11.551,70. Diperkuat oleh saham Air New Zealand naik 1,4 persen didukung oleh penurunan harga minyak.
Penguatan indeks juga terjadi di bursa saham Indonesia (BEI) dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,01% dan saham-saham yang menjadi pendorong indeks dari sektor trade dan mining. Namun untuk bursa Malaysia merah dengan indeks Komposit KLSE Malaysia turun 0,3 persen meskipun data output pabrik untuk perkiraan mengalahkan November.
Jul Allens, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting



