Angin Segar dari Kesepakatan Perdagangan Fase Satu AS-China

587

(Vibiznews – Economy & Business) Setelah 18 bulan proses negosiasi untuk menghentikan perang dagang antara AS dan China, maka telah ditanda-tangani perjanjian tahap pertama pada Rabu 15 Januari 2020.

Dampak perang dagang kedua negara ini sudah sangat merugikan ekonomi global. Direktur pelaksana IMF Kristalina Georgiva menyebut porsi ekonomi global berkurang sebesar perekonomian Swiss, atau setara dengan kemerosotan 0.8% pertumbuhan ekonomi global.

Dengan kesepakatan fase pertama ini diharapkan tekanan penurunan global akan mengendor sehingga kekhawatiran terhadap ketidakpastian global tahun 2020 menurun.

Kesepakatan antara Presiden Trump dan Wakil Perdana Menteri China Liu He, tediri 86 dokumen dari 8 pasal kesepakatan, yang sudah dimulai pembicaraan sejak pertemuan WTO dan KTT G20, dimana kedua negara sepakat untuk lebih membuka pasarnya.

Pasal 1 Kekayaan Intelektual

Menegaskan komitmen terhadap rahasia dagang, informasi bisnis yang rahasia, paten, pembajakan dan pemalsuan e-commerce, perangkat lunak bajakan, merek dagang, kekayaan intelektual di bidang farmasi. Kesepakatan mencakup penanganan perselisihan melalui perdata dan pidana, serta kerjasama kedua negara untuk menerapkan dan menegakkan batasan yang disepakati.

Masalah ini sangat banyak dikeluhkan oleh pelaku bisnis AS, karena perilaku dari pebisnis China yang diduga melakukan pencurian cyber, sehingga pemerintah China perlu tegas terhadap para pelaku.

Pasal 2 Transfer Teknologi

Kedua negara menyepakati aturan yang memungkinkan perusahaan di satu negara memiliki akses ke pasar di negara lain tanpa harus melakukan transfer teknologi yang bisa mengancam hak milik informasi dan kekayaan intelektual masing-masing.

Menurut kesepakatan, perusahaan AS tidak harus membuka teknologinya ketika mengurus lisensi atau izin administrasi saat terjadi transaksi merger dan acquisition.

Pasal 3 Pangan dan Produk Pertanian

Mencakup keamanan pangan, susu formula, unggas, babi, ikan, beras, makanan ternak. Menurut Perwakilan Dagang AS Robert Lightizer, China akan menambah belanja produk pertanian sebesar USD 32 miliar pada tahun 2020 dan 2021.

Dengan kesepakatan ini maka pedagang AS berpeluang meningkatkan ekspor produk pertanian AS ke China.

Pasal 4 Layanan Keuangan

Kesepakatan layanan perbankan, peringkat kredit, pembayaran elektronik, distressed debt, asuransi dan kegiatan bisnis sekuritas kedua negara.

China berjanji membuka pasar keuangan untuk kompetitor dari AS, sebaliknya AS juga
mengijinkan perusahaan China masuk lebih luas ke pasar modal AS.

Pasal 5 Ekonomi Makro dan Nilai Tukar

Menyepakati ketentuan untuk mendukung transparansi dan menghindari dugaan manipulasi nilai tukar yang telah terjadi di masa lalu.

Kesepakatan untuk menghindarkan upaya-upaya melemahkan mata uang guna mendukung ekspor negara masing-masing.

Pasal 6 Perluasan Perdagangan

Menyepakati perluasan peluang perdagangan, termasuk komitmen China untuk import senilai USD 200 miliar, terdiri dari barang manufaktur USD 77,7 miliar, produk energi USD 52,4 miliar dan jasa USD 37,6 miliar, serta komitmen untuk pembelian produk pertanian seperti disebutkan di atas.

Pasal 7 Penyelesaian Sengketa dan Evaluasi

Perincian sengketa perdagangan yang harus diselesaikan dan juga evaluasi perjanjian yang sedang berjalan.

Kedua negara berkomitmen untuk melakukan pembicaraan secara rutin untuk menyelesaikan masalah, tapi bila tidak teratasi juga maka bisa dikenakan tarif tanpa balasan sepanjang saling percaya.

Pasal 8 Perincian Hukum dan Teknis Perjanjian

Perjanjian ini berlaku efektif 30 hari setelah ditanda-tangani, dan memberi hak kedua negara untuk membatalkannya dalam waktu enam hari.

Kesepakatan ini disambut baik oleh pasar modal, dimana S&P 500 menembus level tertinggi 3.289,3 pada hari Rabu. Para pelaku bisnis optimis bahwa situasi perdagangan di AS dan juga China akan lebih baik, sehingga dampaknya akan mempengaruhi berbagai zona perdagangan di dunia, pada khususnya juga di Asia.

Bagi Indonesia, dua hal yang sensitif dalam perdagangan dunia yang mempengaruhi ekonomi Indonesia adalah suku bunga AS dan perang dagang AS-China, dengan suku bunga yang relatif stabil di AS dan kesepakatan phase satu ini memberi harapan lebih baik bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020.

Demikian juga dengan berakhirnya tensi ancaman perang AS-Iran juga membawa dampak positif bagi situasi geopolitik perdagangan luar negeri Indonesia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here