(Vibiznews – Forex) – Memulai perdagangan forex hari Rabu (22/01/2020) dolar AS terpantau masih bergerak lemah terhadap banyak rival utamanya setelah perdagangan sebelumnya menguat sebagian. Sentimen negatif menekan pasar datang dari wabah virus mematikan di China yang nantinya akan berdampak ke masalah ekonomi.
Sebelumnya kurs euro melemah meskipun rilis data sentimen ZEW untuk ekonomi Jerman dan Euro optimis. Untuk poundsterling menguat setelah laporan pekerjaan Inggris umumnya lebih baik dari yang diantisipasi. Sedangkan yen Jepang terapresiasi di tengah penghindaran aset risiko, kemudian dolar Australia tetap di antara mata uang terlemah terbebani oleh sentimen negatif.
Berikut katalis penggerak pasar hari ini perlu diperhatikan:
- China membatalkan perayaan Tahun Baru Imlek untuk mencegah penyebaran virus corona di seluruh dunia, meskipun ada laporan bahwa virus tersebut telah melintasi perbatasan.
- Uni Eropa sedang bersiap untuk menawarkan kepada Inggris kesepakatan perdagangan dengan persyaratan yang lebih ketat daripada kesepakatannya dengan Kanada, Jepang, dan sejumlah mitra dagang terkemuka lainnya.
- Berita ekonomi hari ini masih sangat minim, di Eropa terdapat data public sector net borrowing yang dapat pengaruhi poundsterling dan di Amerika hanya data existing home sales.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang



