(Vibiznews – Index) Bursa Saham di Asia sebagian besar turun pada perdagangan Jumat (24/01) terpengaruh jumlah kasus virus corona di China yang terus meningkat.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,42% pada awal perdagangan, dengan saham akan ditutup lebih awal pada pukul 12:00 waktu HK / SIN pada hari Jumat.
Indeks Nikkei 225 di Jepang jatuh ke wilayah negatif, turun 0,12%, dengan saham indeks Fast Retailing turun 0,48%. Indeks Topix juga turun 0,19%.
Sementara itu, indeks ASX 200 Australia naik sekitar 0,3%.
Pergerakan itu terjadi ketika investor terus mengamati situasi seputar virus corona yang menyebar cepat yang pertama kali didiagnosis kurang dari sebulan yang lalu. Jumlah total kasus virus corona di China naik menjadi 830, media pemerintah China melaporkan pada hari Jumat. Setidaknya ada 14 kasus yang diketahui di luar China daratan, membawa kasus di seluruh dunia ke 844.
Pasar utama di seluruh wilayah seperti China dan Korea Selatan ditutup pada hari Jumat menjelang Tahun Baru Imlek yang dimulai pada hari Sabtu.
Semalam di Wall Street, saham ditutup sedikit berubah karena investor menimbang dampak dari wabah virus corona yang sedang berlangsung. Indeks S&P 500 adalah 0,1% lebih tinggi pada 3.325,54 sementara indeks Nasdaq naik 0,2% ke rekor penutupan tertinggi di 9402,48. Namun indeks Dow Jones Industrial Average, turun 26,18 poin menjadi 29.160,09.
Pergerakan di Amerika Serikat terjadi setelah WHO mengatakan agak terlalu dini untuk menganggap saat ini adalah darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Asia berpotensi lemah terpengaruh wabah virus corona, dimana negara-negara di Asia sedang berjaga untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting