(Vibiznews – Forex) – Mengakhiri perdagangan sesi Amerika Jumat (24/01/2020), dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama di tengah berlanjutnya optimisme tentang pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia. Pudarnya kekhawatiran coronavirus di Cina dan keputusan Bank Sentral Eropa yang mempertahankan suku bunga utamanya dan program pembelian aset tidak berubah mendukung kenaikan dolar.
Indeks dolar yang merupakan indikator kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya menguat 0,18% pada posisi 97.70, setelah sempat terjun ke posisi 97.40 pada sesi Asia. Demikian untuk indeks berjangka dolar ditutup melemah tipis 0,16% ke posisi 97.45.
Euro turun menjadi $ 1,1037 setelah ECB mempertahankan suku bunga utamanya, pembelian aset dan panduan ke depan tidak berubah dan mengumumkan peluncuran tinjauan strategi kebijakan moneternya. Bank mengatakan bahwa risiko seputar prospek pertumbuhan kawasan euro tetap miring ke bawah.
Dolar naik sekitar 0,15% terhadap poundsterling, pada $ 1,3123, juga naik terhadap franc Swiss di 0,9692 dan sedikit turun terhadap loonie di 1,3127. Terhadap Aussie, dolar sedikit berubah dengan pair di 1,3127.
Yen bergerak sebaliknya dengan lebih kuat terhadap dolar AS karena berada dalam permintaan kuat safe-haven di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang dampak coronavirus. Yen yang menguat menjadi 109,27 per dolar, diperdagangkan pada 109,47 per dolar.
Dalam berita ekonomi AS, data dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan klaim pertama kali untuk tunjangan pengangguran AS naik menjadi 211.000, meningkat 6.000 dari tingkat revisi pekan sebelumnya di 205.000.
Conference Board juga merilis laporan yang menunjukkan penurunan yang sedikit lebih besar dari yang diperkirakan oleh indeks indikator ekonomi utama AS. Indeks ekonomi utama turun 0,3% pada bulan Desember setelah naik 0,1% pada bulan November.
Investor forex juga melacak berita tentang wabah koronavirus di China yang telah menyebar dari Wuhan ke beberapa provinsi di Cina. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk menyatakan wabahnya Darurat Kesehatan Masyarakat Internasional.
Jul Allens, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting