(Vibiznews – Economy) – Lembaga pemeringkat global Fitch Ratings (Fitch) mengukuhkan kembali peringkat sovereign credit rating Indonesia pada level BBB/outlook stabil (Investment Grade) pada 24 Januari 2020. Sebagaimana diketahui, Fitch sebelumnya juga telah mempertahankan peringkat Indonesia pada level BBB/stable outlook (Investment Grade) pada 14 Maret 2019.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyatakan, “Afirmasi rating Indonesia pada level BBB dengan outlook stabil merupakan bentuk pengakuan Fitch atas kondisi perekonomian Indonesia yang berdaya tahan di tengah dinamika perekonomian global, didukung sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Bank Indonesia dan Pemerintah.”
“Ke depan, Bank Indonesia akan mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik dalam memanfaatkan ruang bauran kebijakan yang akomodatif dan memperkuat koordinasi dengan Pemerintah guna mendorong momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tambah Gubernur BI dalam keterangan resmi kepada media (24/01).
Menurut pandangan Fitch, beberapa faktor kunci yang mendukung afirmasi rating tersebut adalah prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang baik dan beban utang pemerintah yang relatif rendah dibandingkan negara peers dengan rating yang sama.
Pada sisi lain, Fitch menggarisbawahi tantangan yang masih dihadapi yaitu masih tingginya ketergantungan terhadap sumber pembiayaan eksternal, penerimaan pemerintah yang rendah, serta indikator struktural seperti tata kelola dan PDB per kapita yang masih tertinggal dibandingkan negara peers rating.
Selanjutnya, Fitch memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap resilien pada beberapa tahun mendatang, didukung berlanjutnya pembangunan infrastruktur publik dan agenda reformasi pada periode kedua Presiden Joko Widodo. Upaya reformasi struktural pemerintah memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi asing langsung dalam jangka menengah, yang akan bergantung kepada langkah rinci pemerintah serta implementasinya.
Fitch mencatat bagaimana parlemen Indonesia dijadwalkan akan melakukan pembahasan dua “Omnibus Law” dalam beberapa bulan ke depan, dengan kemungkinan besar mencakup sejumlah amandemen ketentuan terkait perpajakan dan lingkungan usaha.
Dari sisi fiskal, Fitch memprakirakan defisit fiskal akan tetap stabil pada 2020. Utang pemerintah diprakirakan tetap rendah yaitu 30,1% PDB pada 2019. Fitch memprakirakan rasio utang terhadap PDB hanya akan sedikit meningkat pada beberapa tahun mendatang, dengan asumsi pemerintah tetap mematuhi batasan fiskal defisit 3% PDB.
Dari sisi domestik, tekanan inflasi diprakirakan akan tetap rendah pada lingkungan ekonomi saat ini. Dalam beberapa tahun terakhir, inflasi tetap terkendali dan berada dalam rentang target Bank Indonesia 3,5% ± 1%. Dari sisi eksternal, kondisi pasar keuangan yang cukup kondusif telah mendukung peningkatan cadangan devisa hingga mencapai 129 miliar dolar AS pada Desember 2019.
Fitch juga memprakirakan current account deficit (CAD) tetap berada pada level 2,7% PDB baik pada 2019 maupun 2020, dan sedikit membaik menjadi 2,6% pada 2021, yang lebih dari setengahnya dibiayai oleh aliran masuk investasi asing langsung, dengan sisanya dibiayai oleh aliran masuk investasi portofolio. Implementasi reformasi struktural yang kuat dan persepsi perusahaan asing terhadap perbaikan level-playing field diharapkan dapat mendorong peningkatan aliran masuk investasi asing langsung dan memperkuat kondisi keuangan eksternal Indonesia.
Fitch memandang risiko yang bersumber dari sektor perbankan Indonesia terbatas. Rasio kredit swasta terhadap PDB hanya sebesar 36% dan rasio kecukupan modal bank tetap kuat, sebesar 23,7% pada November 2019.
Eksposur pinjaman dalam valas perbankan Indonesia tercatat sekitar 15% dari total pinjaman dengan kewajiban bank dalam valas dapat diimbangi oleh aset valas atau telah dilakukan lindung nilai, serta sebagian kewajiban adalah merupakan pembiayaan yang berasal dari perusahaan induk.
Analis Vibiz Research Center melihat juga afirmasi Fitch ini sebagai pengakuan global atas kinerja ekonomi Indonesia, mengingat Fitch sebagai lembaga internasional dengan reputasi tinggi. Fitch secara transparan membandingkan posisi Indonesia dibandingkan kelompok negara peers serta di antara dinamika ekonomi global yang sedang bergejolak. Ekonomi Indonesia diakui akan tetap resilien, atau berdaya tahan, ke depannya, didukung program infrastruktur dan reformasi pemerintahan Presiden Jokowi.
Utang pemerintah Indonesia yang kerap jadi sorotan di dalam negeri, menurut Fitch tetap relatif rendah dibandingkan negara peers dengan rating yang sama. Pemerintah diakui memiliki kapabilitas untuk menjaga rasio utang yang rendah, yaitu sekitar 30,1% dari PDB pada posisi akhir 2019.
Sementara itu, sejumlah tantangan yang disorot Fitch, seperti penerimaan pemerintah yang rendah, serta PDB per kapita yang tertinggal dibandingkan peers, adalah tantangan yang belum bisa langsung diatasi dalam jangka pendek. Populasi penduduk yang besar dengan sendirinya menekan angka PDB per kapita, dibandingkan negeri peers yang umumnya berpopulasi lebih sedikit. Sedangkan penerimaan lewat pajak tentunya ini bagian yang tetap harus dipompa, dengan upaya untuk meningkatkan rasio tax to GDP kita yang relatif rendah di kawasan Asia Tenggara pun.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido



