(Vibiznews – Economy) – Pemerintah Singapura menyatakan bahwa wabah coronavirus akan merugikan ekonominya tahun ini. Demikian disampaikan pada Senin (27/01) sembari mengumumkan langkah-langkah baru untuk mengatasi penyakit yang berasal dari China dan telah menyebar ke Negara itu dan beberapa negara lain.
Dilansir dari Reuters hari ini (27/01), pusat hub travel dan pariwisata Asia Tenggara ini, yang mencatat tingkat pertumbuhan ekonomi terendahnya dalam satu dekade di tahun lalu, yakni sebesar 0,7%, telah melaporkan empat kasus virus corona. Sementara wabah virus telah menewaskan 80 orang di Cina sejauh ini.
“Kami perkirakan akan ada dampaknya pada ekonomi, bisnis, dan kepercayaan konsumen kami tahun ini, terutama karena situasinya diperkirakan akan bertahan beberapa waktu lamanya,” kata menteri perdagangan Singapura Chan Chun Sing.
Pemerintah Singapura sedang mempertimbangkan langkah-langkah untuk mendukung sektor-sektor yang terpukul keras seperti pariwisata, yang dapat mencakup pajak properti, potongan harga dan pemotongan retribusi pekerja, tambahnya.
Sebagai info, warga negara China merupakan pengunjung terbesar ke Singapura, merupakan salah satu negara yang paling terpukul di luar Tiongkok saat wabah SARS melanda tahun 2003 yang menewaskan 800 orang di seluruh dunia.
Singapura saat ini memperkirakan pertumbuhan ekonominya dalam kisaran 0,5-2,5% tahun ini, demikian rilis dari Reuters (27/01).
Analis Vibiz Research Center melihat sebagai negara pusat hub kawasan Asia Tenggara untuk travel dan pariwisata, wajar bila wabah virus corona ini akan menekan pertumbuhan ekonomi Singapura di tahun ini mengingat banyak perjalanan dan wisata yang bakal dibatalkan. Ini dampak langsungnya akan mengurangi pemasukan devisa. Bagaimanapun, ini perlu diwaspadai bagi kita di Indonesia. Efek dominonya yang harus dicegah, agar tidak menjadi tekanan pelambatan pertumbuhan ekonomi sekawasan Asia Tenggara.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido