Virus Corona Buat Pasar Jepang Panik, Menteri Ekonomi Jepang Angkat Bicara

539

(Vibiznews – Index) – Menteri Ekonomi Jepang Yasutoshi Nishimura pada hari Selasa memperingatkan bahwa keuntungan perusahaan dan produksi pabrik mungkin mendapat pukulan dari wabah coronavirus di China yang telah mengguncang pasar global dan turunnya kepercayaan diri.

Saham Asia memperpanjang aksi jual global ketika wabah di China, yang telah menewaskan 107 orang dan menyebar ke banyak negara, memicu kekhawatiran atas kerusakan pada ekonomi terbesar kedua di dunia – mesin pertumbuhan global.

“Ada kekhawatiran tentang dampak terhadap ekonomi global dari penyebaran infeksi di China, gangguan transportasi, pembatalan tur kelompok dari China dan perpanjangan di Liburan Lunar,” kata Nishimura dalam konferensi pers setelah pertemuan kabinet reguler.

“Jika situasinya membutuhkan waktu lebih lama untuk mereda, kami khawatir hal itu dapat merusak ekspor, output, dan keuntungan perusahaan Jepang melalui dampak pada konsumsi dan produksi China,” katanya.

China adalah tujuan ekspor terbesar kedua Jepang dan pasar yang sangat besar bagi para pengecernya. China membentuk 30% dari semua wisatawan yang mengunjungi Jepang dan menghabiskan hampir 40% dari total jumlah wisatawan asing yang digunakan tahun lalu, sebuah survei industri menunjukkan.

Wabah ini dapat menghantam department store, pengecer dan hotel di Jepang, yang mengandalkan peningkatan penjualan dari arus masuk wisatawan Tiongkok yang berkunjung selama Liburan Lunar.

Automaker Honda Motor (7267.T), yang memiliki tiga pabrik di Wuhan, ibukota provinsi Hubei dan pusat penyebaran, berencana untuk mengevakuasi beberapa staf. Aeon (8267.T) akan menutup pusat perbelanjaan di kota itu hingga Kamis.

Ekonom di SMBC Nikko Securities memperkirakan bahwa jika larangan yang diberlakukan China pada tur grup di luar negeri berlangsung enam bulan lagi, itu bisa melukai pertumbuhan ekonomi Jepang sebesar 0,05%.

Beberapa berharap kerusakan potensial bisa jauh lebih buruk. Hideo Kumano, kepala ekonom di Dai-ichi Life Research Institute, mengatakan penurunan wisatawan dari Tiongkok dapat merusak pertumbuhan PDB Jepang hingga 0,2%.

“Kekhawatiran terbesar adalah risiko dampak negatif dari wabah itu berlanjut dan melanda (ekonomi) selama Olimpiade Tokyo,” ketika sejumlah besar wisatawan Tiongkok diperkirakan akan mengunjungi Jepang, katanya. “Jika jumlah pengunjung berkurang daripada meningkat, hit ke industri konsumen Jepang akan cukup besar.” Jepang akan menjadi tuan rumah Olimpiade 2020 pada bulan Juli dan Agustus.

Selasti Panjaitan/Vibizmedia
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here