(Vibiznews – Index) Bursa Saham di China anjlok lebih dari 7% pada hari Senin (03/02) di tengah wabah virus corona yang sedang berlangsung. Kemerosotan bursa China semakin dalam seiring melemahnya pertumbuhan manufaktur China
Indeks Komposit Shanghai turun 7,72% menjadi ditutup pada sekitar 2.746,61 sedangkan indeks komposit Shenzhen juga turun 8,414% menjadi ditutup pada sekitar 1.609,00. Semua indeks turun sekitar 9% pada awal perdagangan selama sesi.
Anjloknya bursa saham China terjadi setelah liburan panjang di tengah wabah virus Corona yang sedang berlangsung yang telah menewaskan lebih dari 300 orang di negara itu sejauh ini.
People’s Bank of China (PBOC) mengumumkan pada hari Minggu bahwa mereka akan menyuntikkan likuiditas senilai 1,2 triliun yuan (sekitar $ 173 miliar) ke pasar melalui operasi open market reverse repo. Bank sentral China mengatakan keseluruhan likuiditas dalam sistem akan menjadi 900 miliar yuan (sekitar $ 130 miliar) lebih dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sebuah survei swasta terhadap aktivitas manufaktur China juga datang pada hari Senin, menunjukkan bahwa aktivitas tersebut merosot pada bulan Januari, dengan Markit / Caixin Manufacturing Purchasing Managers ‘Index (PMI) untuk Januari di 51,1. Itu di bawah ekspektasi 51,3 oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters. Angka PMI untuk Desember adalah 51,5. Pembacaan PMI di atas 50 mengindikasikan ekspansi, sementara yang di bawah level tersebut kontraksi sinyal.
Pada hari Jumat, Biro Statistik Nasional China mengatakan PMI manufaktur resmi negara itu datang pada 50,0 untuk bulan Januari – sebuah indikasi aktivitas yang terhenti. Biro mengatakan bahwa dampak wabah koronavirus yang sedang berlangsung tidak sepenuhnya tercermin dalam survei, yang dilakukan sebelum 20 Januari.
Yuan Tiongkok daratan menyentuh titik terendah 7,0223 terhadap dolar AS.
Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,17% pada 26356.98, dengan saham raksasa teknologi China Tencent dan Alibaba masing-masing melonjak 2,04% dan 2,5%.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 1,01% menjadi ditutup pada 22.971,94 sementara indeks Topix juga turun 0,7% untuk mengakhiri hari perdagangannya di 1,672.66.
Indeks Kospi Korea Selatan ditutup sebagian besar tidak berubah pada 2.118,88.
Sementara itu, bursa saham di Australia jatuh, dengan indeks ASX 200 ditutup 1,34% lebih rendah pada 6.923,30 karena saham penambang utama BHP turun 2,92%.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa China akan terus mengalami tekanan seiring terus bertambahnya korban akibat wabah virus Corona di China. Sedangkan bursa-bursa lainnya di Asia juga akan mencermati perkembangan virus corona dan pergerakan bursa Wall Street malam nanti.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting