(Vibiznews – Indeks) – Mengakhiri perdagangan saham pekan ini di Asia Jumat (07/02/2020), bursa saham Jepang ditutup dengan kerugian oleh profit taking investor setelah naik tajam sehari sebelumnya. Sentimen negatif datang dari rilis data pengeluaran rumah tangga Jepang dan bangkitnya kekhawatiran virus Corona.
Data resmi menunjukkan pengeluaran rumah tangga Jepang turun jauh lebih cepat dari perkiraan pada bulan Desember, penurunan bulan ketiga berturut-turut, sebagai tanda bahwa konsumen mengekang pengeluaran setelah kenaikan pajak penjualan Oktober lalu. Di Cina, jumlah kematian akibat virus kini telah meningkat menjadi 636 orang dan jumlah yang terinfeksi meningkat lebih dari 30.000 jiwa.
Indeks Nikkei ditutup turun 46 poin atau 0.2% menjadi 23.873 setelah sempat mencapai posisi tinggi di 23.827,98 poin. Sehari sebelumnya, indeks mencatat kenaikan harga terbesar dalam lebih dari setahun. Namun secara mingguan Nikkei naik 2,7 persen. Sedangkan indeks berjangka kontrak bulan Maret mengalami penurunan sebesar 100 poin atau 0,42% menjadi 23,885 basis poin, indeks sempat naik ke posisi 24,015.
Melihat pergerakan indeks secara sektoral, penurunan terbesar terlihat pada saham konsumen (-1.1%), saham teknologi (-0.8%), saham industri (-0.7%) dan saham bahan dasar (-0.6%). Di antara saham individu, saham Asahi Kaises memimpin penurunan (-7,7%), diikuti oleh Bandai Namco Holdings (-6,1%), Marui Group (-5,2%) dan DeNa Co (-4%).
Saham para pembuat mobil di Jepang dan Korea Selatan berada di bawah tekanan dari kekhawatiran bahwa produksi akan ditunda karena banyak pabrik di China di mana bagian-bagian sedang dibuat ditutup untuk mengekang wabah virus korona. Saham Honda dan Mazda turun 2,7 dan 3,6 persen.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting


